Rabu 02 Mar 2016 13:31 WIB

Afrizal Sinaro: Ikapi Dorong “Satu Ustadz Satu Buku”

Empat orang ulama/dosen Islam yang juga penulis buku, Dr Hasan Basri Tanjung MA, Dr Sunandar Ibnu Nur MA, Prof Dr KH Didin Hafidhuddin, MS dan Dr Mukhlis Hanafi MA (dari kiri ke kanan) pada bedah buku yang digelar oleh Penerbit Almawardi Prima di ajang Islamic Book Fair (IBF) ke-15 tahun 2016 di Istora Senayan Jakarta, Selasa (1/3). Pameran buku Islam tersebut akan berlangsung hingga 6 Maret 2016.
Foto: Dok Almawardi
Empat orang ulama/dosen Islam yang juga penulis buku, Dr Hasan Basri Tanjung MA, Dr Sunandar Ibnu Nur MA, Prof Dr KH Didin Hafidhuddin, MS dan Dr Mukhlis Hanafi MA (dari kiri ke kanan) pada bedah buku yang digelar oleh Penerbit Almawardi Prima di ajang Islamic Book Fair (IBF) ke-15 tahun 2016 di Istora Senayan Jakarta, Selasa (1/3). Pameran buku Islam tersebut akan berlangsung hingga 6 Maret 2016.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Ikatan Penerbit Indonesia (Ikapi) DKI Jakarta Afrizal Sinaro mengatakan saat ini mayoritas buku-buku Islam yang terbit dan beredar di Indonesia merupakan karya para ulama/penulis dari Timur Tengah. “Masih sangat sedikit buku Islam karya para ulama/intelektual Muslim Tanah Air,” kata Afrizal Sinaro kepada Republika.co.id, Rabu (2/3).

Afrizal menambahkan, salah satu kesulitan para penerbit anggota Ikapi  adalah  mendapatkan naskah/tulisan yang bermutu dari para ulama/intelektual Muslim Indonesia. “Kami berharap, ke depan pemerintah juga dapat  memberikan solusi dan membuat program "satu ustadz satu buku",” ujar Afrizal yang juga direktur utama Penerbit Almawardi Prima. 

Terkait hal itu, kata Afrizal, Ikapi DKI siap membantu para ulama/intelektual Muslim Indonesia dalam bidang penulisan. “Kami siap mengadakan program pelatihan menulis untuk pemula. Hal itu sangat baik bisa merupakan kerja sama  Ikapi dengan Kementerian Agama,” tutur Afrizal.

Ulama terkemuka Prof KH Didin Hafidhuddin MS mengemukakan, ulama memang seharusnya menulis buku. “Kalau kita perhatikan, para ulama di masa lampau, semuanya menulis buku. Bahkan buku-buku mereka, yang sudah ditulis ratusan tahun lalu, sampai saat ini masih bisa kita dan pelajari,” kata Kiai Didin saat dijumpai di sela pembukaan Islamic Book Fair (IBF) ke-15 tahun 2016 di Istora Senayan Jakarta, Sabtu (27/2).

Karena itu, guru besar IPB Bogor dan UIKA Bogor itu mendoron para ulama, ustadz., dosen guru dan intelektual Muslim untuk menulis. “Menulis merupakan bagian dari dakwah yang sangat penting kita lakukan, tidak hanya untuk generasi kini, tapi juga generasi setelah kita, hingga hari kiamat nanti,” papar Kiai Didin.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement