Sabtu 19 Sep 2015 06:48 WIB
Penistaan Masjid Al Aqsa

Masjid Al Aqsa Dinistakan, Tokoh Islam Serukan Risalah Al Azhar

Risalah Al Azhar dideklarasikan Jumat (18/9)
Foto: knrp
Risalah Al Azhar dideklarasikan Jumat (18/9)

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Meningkatnya eskalasi penistaan terhadap Masjid Al-Aqsa dengan membagi tempat dan waktu, tepatnya pada Ahad (13/9) lalu oleh pihak keamanan zionis Israel dan pemukim yahudi, memicu kemarahan dunia Islam internasional.

Tidak terkecuali sejumlah tokoh dari Indonesia dari berbagai elemen yang mengutuk keras atas penistaan kiblat pertama kaum muslimin di dunia dengan menghasilkan Risalah Al-Azhar, Jumat (18/9) di Masjid Agung Al-Azhar, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.

 

Dalam aksi tersebut, salah satu pengurus Majelis Intelektual dan Ulama Muda Indonesia (MIUMI) Fahmi Salim mengatakan, MIUMI menolak keras adanya penistaan Masjid Al-Aqsa oleh penjajah Israel.

 “MIUMI menolak keras atas pembagian tempat dan waktu pada Masjid Al-Aqsha,” tegasnya.

 

Hal senada diungkapkan penggagas acara, Ketua Asia Pacific Community for Palestine (Aspac for Palestine) Saiful Bahri. Dalam orasinya, Saiful menyampaikan, secara waktu, zionis Israel memberlakukan jam kunjungan warganya dari pukul 07.00 hingga 11.00 waktu setempat di Masjid Al-Aqsha.  

 

“Khusus hari Sabtu yang merupakan hari besar Yahudi, Masjid Al Aqsa akan dialihfungsikan. Serta hari-hari besar Yahudi. Di hari-hari tersebut Yahudi akan menyerang Masjid Al Aqsa dan mengusir jama'ah yang berada di dalamnya,” jelas Saiful.

 

Kemudian, masih menurut Saiful, secara tempat, umat Muslim kedepannya hanya diperbolehkan untuk mengelola bagian internal Masjid Kubah ash Shakhrah dan Mushalla Al-Marwani.

“Sedangkan bagi Zionis, seluruh tempat pelataran Masjid Al Aqsa dan kawasan yang tidak beratap. Zionis Israel berencana membangun proyek besar sinagog di dalam Masjid Al Aqsa, sebagaimana yang mereka lakukan terhadap Masjid Ibrahim di Hebron,” ungkapnya.

 

Sekretaris Umum KNRP Heri Efendi menyerukan kepada kaum muslimin untuk terus mendoakan para penjaga Masjid Al-Aqsha yang setiap hari terjadi pengusiran, pemukulan bahkan penembakan.

“Lalu, mengutip pernyataan Syaikh Raid Shalah, apakah kita akan menunggu sampai Masjid Al-Aqsa rata dengan tanah?” tegasnya yang langsung disambut hadirin dengan teriakan, tidak dan bertakbir.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement