Senin 29 Sep 2014 16:09 WIB

Ini Alasan Idul Adha di Indonesia dan Arab Saudi Berbeda.(2-habis)

Rep: Mas Alamil Huda/ Red: Damanhuri Zuhri
Rukyatul Hilal
Foto: Antara
Rukyatul Hilal

REPUBLIKA.CO.ID,

Perbedaan waktu empat jam antara Waktu Indonesia Barat (WIB) dan Waktu Arab Saudi (WAS) inilah, kata dia, yang menyebabkan umur bulan di Arab Saudi empat jam lebih tua daripada di Indonesia. Sehingga, sangat memungkinkan jika hilal di Indonesia tidak tampak, sedang di Arab Saudi sudah terlihat.

Pemerintah dalam menentukan awal Dzulhijjah berdasarkan sidang itsbat dengan memperhatikan hisab dan rukyat dari seluruh Indonesia.

Secara hisab, pemerintah menggunakan kriteria kesepakatan negara MABIMS yang terdiri dari Malaysia, Brunei Darussalam, Singapura dan Indonesia dengan tinggi hilal dua derajad, sudut elongasi tiga derajad dan umur hilal sudah mencapai delapan jam.

Pemerintah Indonesia telah menetapkan 10 Dzulhijjah 1435 Hijriyah jatuh pada Ahad, 5 Oktober 2014. Sementara di Arab Saudi, tanggal 10 Dzulhijjah jatuh pada Sabtu, 4 Oktober 2014.

Menurut Pelaksana Tugas (Plt) Dirjen Bimas Islam Kemenag Muchtar Ali, perbedaan penetapan bulan baru pada kalender qamariyah antara Pemerintah Indonesia dengan Pemerintah Arab Saudi adalah sesuatu yang sangat mungkin terjadi. Hal itu dikarenakan adanya perbedaan matla’ atau wilayah hukum (wilayatul hukmi) di masing-masing negara.

Dia menjelaskan, masalah penetapan awal bulan Dzulhijjah berlaku dengan matla’ masing-masing negara. Dalam hal ini ulama telah melakukan ijma’ atau konsensus yang telah disepakati.

Dengan demikian, kata dia, Indonesia dalam melakukan shalat Idul Adha tidak dibenarkan mengikuti negara lain yang berbeda matla’.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement