Terpikat Twinning Program
Banyak cara untuk memikat calon mahasiswa.
Universitas Al Azhar Indonesia (UAI) ternyata punya cara sendiri dalam menarik perhatian. Salah satu magnet itu bernama Twinning Program.
Ini adalah program pendidikan kerjasama yang dilakukan UAI dengan Institut Teknologi Bandung (ITB). Program ini ditujukan bagi mahasiswa strata satu (S-1). Kerjasama ini dilakukan antara Fakultas Teknik UAI dan Fakultas Teknologi Industri ITB.
Seperti dilansir laman resmi ITB, tujuan Twinning Program ini adalah untuk mengembangkan pendidikan dan penelitian di jurusan Teknik Elektro, Teknik Industri dan Teknik Informatika Fakultas Teknik UAI. Program ini telah disepakati pada 2003.
“Terus terang, ketika saya memilih kampus ini karena tertarik dengan adanya Twinning Program ini,” kata Fakhrurrozi, mahasiswa teknik elektro semester delapan UAI.
Fakhrur mengaku, ketika memperoleh informasi mengenai program ini, hatinya langsung tertarik untuk memilih UAI sebagai tempat kuliah. “Ini program yang menarik buat saya,” ujar mahasiswa asal Binjai, Sumatra Utara, ini.
Setelah masuk UAI, Fakhrur mengetahui, untuk mengikuti Twinning Program ternyata cukup selektif. “Kalau sekarang, saya belum mengikutinya,” katanya.
Hal serupa juga disampaikan oleh rekannya, Ibrahim. Adanya kerjasama dengan ITB memang menjadi faktor penting yang mengantarnya menjadi mahasiswa kampus ini. “Siapa yang tak mau mendapatkan ilmu pengetahuan dan pertukaran di kampus seperti ITB,” katanya.
Saking tertariknya dengan program ini, ia tak terlalu banyak membandingkan UAI dengan universitas-universitas swasta lainnya. “Saya melihat setiap kampus itu punya keunggulannya masing-masing. Begitu juga dengan Universitas Al-Azhar Indonesia ini,” katanya. “Sejauh ini, saya merasa nyaman kuliah di sini.”
Selain Twinning Program, Ibrahim juga terpikat untuk menuntut ilmu di UAI karena pertimbangan nama besar Al-Azhar. Sebelum kuliah, ia pernah mengenyam pendidikan di Aliyah Al-Khairiyah, Jakarta. Dengan latar belakang pendidikan agama itulah, ia kemudian memilih kampus yang didirikan 12 tahun silam ini.
“Nama Al-Azhar sudah begitu besar. Apalagi, kampus ini dilahirkan dari masjid. Jadi, otomatis nilai Islamnya akan menjadi sangat kental. Inilah yang memperkuat saya untuk memilih kampus ini,” kata Ibrahim.