Rabu 20 Mar 2019 15:35 WIB

Ibnu Al-Jawzi Pandai Berpidato

Kemampuan pidato Ibnu al-Jawzi berasal dari sahabat, Abu al-Hasan al-Zaghuni.

Ilmuwan Muslim berhasil memberikan penemuan yang sangat bermanfaat bagi kehidupan penerus saat ini.
Foto: Photobucket.com/ca
Ilmuwan Muslim berhasil memberikan penemuan yang sangat bermanfaat bagi kehidupan penerus saat ini.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengaruh Ibnu Aqil juga terlihat dalam kemampuan Ibnu al-Jawzi dalam kepandaiannya berpidato dan melakukan propaganda. Ia belajar pula dari sahabat Ibnu Aqil yang bernama Abu al-Hasan al-Zaghuni.

Bahkan, Ibnu Al Jawzi pernah mendapat bimbingan dari cendekiawan Muslim di Baghdad yang sangat menguasai kemampuan berpidato, yaitu Abu al-Qasim al-Harawi. Ia diajari dasar-dasar berpidato dan beberapa naskah pidato yang harus dikuasainya.

Baca Juga

Suatu hari, pada saat Abu al-Qasim al-Harawi sedang melakukan ceramah perpisahan kepada penduduk Baghdad, ia meminta Ibnu al-Jawzi yang masih belia untuk naik ke atas mimbar dan menyampaikan pidato yang telah ia hafalkan, di depan 50 ribu orang.

Bahkan, pada masa selanjutnya, Ibnu al-Jawzi merupakan salah satu cendekiawan dalam lintasan sejarah yang sangat menguasai seni berpidato. Jika melihat urutan generasi, ada Ibnu Sam'un yang memiliki kemampuan tinggi dalam seni berpidato.

Lalu, muncul Ibnu Aqil yang merupakan salah satu murid Ibnu Sam'un. Kemudian, Ibnu al-Jawzi yang mendapatkan pengetahuan itu dari Ibnu Aqil. Ibnu Aqil menjadi cendekiawan bersinar di bidang tersebut pada abad ke-11. Dan, satu abad berikutnya, giliran nama Ibnu al-Jawzi yang bersinar.

Dalam bukunya mengenai seni berpidato atau berceramah, Ibnu al-Jawzi menyebutkan serangkaian nama yang memiliki kemampuan berpidato setelah Nabi Muhammad. Ia memulai daftar itu dengan menyebutkan 16 nama sahabat Nabi Muhammad, termasuk empat khalifah yang pertama.

Setelah itu, ia menyebutkan para ahli pidato atau penulis khutbah dari berbagai wilayah dan kota-kota di dunia Islam. Dalam karya itu, ia mengungkapkan, dari Makkah lima orang, Madinah enam orang, Yaman satu orang, Kufah tujuh orang, dan Basrah sebanyak 16 orang.

Sedangkan, dari Rayy terdapat tiga orang, Balkh tiga orang, Naisapur satu orang, Suriah tiga orang, Mesir satu orang, Maroko satu orang, Konstantinopel satu orang, dan Baghdad satu orang. Ibnu al-Jawzi menyebutkan daftar itu dalam karya yang ia beri judul kitab al-Qushshash.

Secara umum, buku yang ditulis Ibnu al-Jawzi ini mengupas tentang perkembangan seni berpidato. Selain buku tersebut, ia memberikan penjelasan tentang topik yang sama dalam buku lainnya. Buku ini merupakan karya biografi historis yang berjudul Muntazham.

sumber : Mozaik Republika
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement