Jumat 11 Jan 2019 06:36 WIB

Islamnya Jagoan Kota Makkah

Ia dikenal lantaran kecerdasan dan ketangguhannya sebagai pemimpin pasukan Quraisy.

Rep: Hasanul Rizqa/ Red: Agung Sasongko
Khalid bin Walid/Ilustrasi
Foto: jashtis.org
Khalid bin Walid/Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ia memiliki julukan sebagai Pedang Allah. Khalid bin al-Walid dikenal lantaran kecerdasan dan ketangguhannya sebagai pemimpin pasukan kuda Quraisy. Tanpa kehadiran Islam di relung hatinya, sosok jenius ini semata-mata jagoan kota Makkah yang berperang demi memperebutkan harta atau sekadar fanatisme kesukuan.

Khalid  awalnya termasuk musuh Islam yang paling keras. Dalam Perang Uhud, ia memimpin pasukan kuda Quraisy yang berhasil memukul balik pertahanan kaum Muslimin. Saat itu, pada mulanya kaum kafir Quraisy terdesak sehingga berlarian menyingkir dari tebasan pedang pasukan Muslim.

Mereka meninggalkan harta benda di belakang. Melihat musuhnya tunggang-langgang, pasukan Muslim yang bertugas mengawasi dengan senjata panah dari bukit justru turun merebut harta rampasan perang. Di sinilah Khalid  melihat peluang.

Khalid  bergegas menyerang pasukan Muslim dari arah belakang. Dalam situasi terkejut, cukup banyak pasukan Muslim yang terkena serangan anak buah Khalid .

Akan tetapi, Khalid tidak mampu menembus benteng kokoh yang terdiri atas tubuh-tubuh kelelahan para sahabat yang setia menjadi tameng hidup untuk melindungi Rasulullah SAW. Saat itu, dalam diri mereka terdapat keimanan yang kuat, sedangkan dalam pasukan Quraisy hanya ada nafsu dendam.

Masuk Islamnya Khalid  tidak terjadi begitu saja, tapi setelah pergulatan batin yang panjang. Hal itu dimulai ketika kekuatan umat Islam semakin terkonsolidasi di Madinah. Di sisi lain, kondisi di Makkah kian melemah. Enam tahun setelah peristiwa hijrah, perjanjian Hudaibiyah terjadi antara Rasulullah SAW dan pemimpin Quraisy.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement