Senin 16 Apr 2018 15:10 WIB

Prestasi Gemilang Ilmuwan Muslim

Semua penemuan itu mewarnai pengembangan teknologi dunia.

Ilustrasi ilmuwan Muslim saat mengembangkan sains dan teknologi pada era Dinasti Abbasiyah di Baghdad.
Foto: Wordpress.com
Ilustrasi ilmuwan Muslim saat mengembangkan sains dan teknologi pada era Dinasti Abbasiyah di Baghdad.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dalam Atlas Budaya Menjelajah Khazanah Peradaban Gemilang, Ismail Faruqi dan Lois Lamya al-Faruqi menyebutkan, prestasi pertama umat Islam adalah pengkajian dan peninjauan umum warisan karya kuno klasik dan tulisan ilmiah Persia dan Hindu. Karya klasik ini diteliti dan dibuktikan.

Pada tahap selanjutnya, disistematisasi setelah diterjemahkan. Tak hanya itu, Muslim juga memberikan kategori baru yang sesuai prinsip umum agama dan budaya Islam. Di ranah matematika, sejarah mencatat nama al-Khawarizmi dengan rumus logaritmanya. Ini menambah panjang daftar capaian konsep hitung menghitung ilmuwan Muslim.

Tabung tes serta peralatan bedah yang pertama, juga hasil kreasi umat Islam. Bidang medis dan farmasi mencatat hasil kreasi dan inovasi umat Muslim yang cukup banyak. Bermula ketika para dokter Muslim mengembangkan ilmu farmakologi. Dari situ, terbangunlah cabang ilmu botani, kimia, fisiologi, hingga ilmu bedah.

Rumah sakit Islam awal di Kota Baghdad yang dibangun Walid ibnu Abdul Malik, khalifah Umayyah pada 706 Masehi, sudah mengembangkan serangkaian inovasi dalam perawatan pasien. Misalnya, ambulans rumah sakit dengan model karavan, ruang operasi, isolasi, terapi obat, dan lainnya.

Muslim menjadi yang pertama menggunakan teknik anestesi (obat bius) dalam pembedahan. Mereka  menjadi perintis membakar luka dalam pembedahan dan menghentikan pendarahan dengan es atau air dingin. Khalaf Abul Qasim al-Zahrawi, ahli bedah terkemuka, menciptakan alat-alat bedah dan memaparkan cara penggunaannya.

Tak terhenti sampai di situ, al-Zahrawi dikenal pula sebagai penemu metode menghancurkan atau mengeluarkan batu dalam ginjal atau kandung kemih. Ibnu Sina kemudian melakukan operasi pembedahan untuk pengobatan jaringan kanker. Berbagai inovasi dari al-Razi menjadi panduan dalam praktik kedokteran.

Salah satu kontribusi besarnya, al-Razi berhasil mengidentifikasi dan menggambarkan campak ataupun cacar. Bukunya yang mengulas kedua jenis penyakit ini sangat berpengaruh sampai abad ke-19. Di sisi lain, bidang astronomi menghadirkan beberapa peralatan pengamatan bintang dan benda langit yang sangat mengagumkan.

Pada abad ke-9, ahli astronomi Muslim berhasil membangun observatorium pertama di Kota Baghdad. Di bawah dukungan para penguasa, observatorium yang lebih besar dan lengkap bermunculan di Istanbul, Maragha, dan Samarkand. Di sebagian besar observatorium, terdapat banyak instrumen khusus seperti sekstan kuadran.

Ketertarikan terhadap kajian astronomi dan astrologi ketika itu didorong oleh kebutuhan navigasi pelayaran serta alasan keagamaan. Di antaranya penentuan arah kiblat. Salah satu figur penting dalam astronomi adalah Ibrahim al-Farizi. Ilmuwan asal Persia tersebut adalah penemu astrolabe. Alat ini berfungsi mengukur sudut bintang dan matahari di atas ufuk serta menjadi alat bantu navigasi paling utama selama beberapa abad.

Teknik irigasi menjadi salah satu objek yang vital di era keemasan Islam. Terlebih, sebagian besar negeri Islam bertanah kering. Untuk mendatangkan air ke lahan kering, dibutuhkan inovasi teknik sehingga lahan dapat ditanami beragam komoditas. Ini memantik mereka untuk menemukan teknologi baru dalam pengelolaan air.

Guna menunjang produksi pertanian, ilmuwan Muslim juga melahirkan teknologi roda air, kincir air, dan mesin pompa air. Selama pemerintahan Islam di Spanyol, dibuat sebuah kincir air di Kota Murcia yang dikenal dengan nama La Nora. Ibnu Bassarl, yang hidup antara 1038 hingga 1075, merupakan perintis penggunaan flywheel (roda gaya).

Mekanisme flywheel digunakan untuk melancarkan penyaluran tenaga dari alat ke mesin penggerak pada kincir air. Masih banyak lagi inovasi yang dihasilkan sarjana Muslim, mulai dari kertas, tinta, kaca, serat optik, bahan kimia, hingga teknik bangunan. Semua penemuan itu mewarnai pengembangan teknologi dunia.

sumber : Islam Digest Republika
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement