Kamis 14 Feb 2019 12:24 WIB

Budaya Peradaban Islam yang Mengubah Dunia

Peradaban Islam sepanjang eksistensinya turut berkontribusi menciptakan.

Ilustrasi marching band Ottoman
Foto: wikipedia.org
Ilustrasi marching band Ottoman

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Sunah peradaban adalah saling melengkapi dalam berbagai hal, termasuk soal tradisi dan budaya. Peradaban Islam sepanjang eksistensinya turut berkontribusi menciptakan dan terkadang melengkapi tradisi-tradisi peradaban yang pernah eksis sebelumnya.

Mozaik kali ini akan mencoba mengulas beberapa tradisi dalam peradaban Islam yang berhasil menginspirasi dunia. Kebiasaan tersebut hingga kini masih bertahan dan menjadi khazanah yang berharga.

Baca Juga

Keberadaannya ikut mencatat kegemilangan bersamaan dengan capai-capaian di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi. Berikut ini tiga dari sekian tradisi khas Islam yang turut mewarnai sejarah perjalanan manusia.

Marching Band

Aksi marching band marak digunakan ketika era senjata mesiu bubuk (gunpowder era) pada abad ke-15. Ternyata, tradisi tersebut konon pertama kali dipopulerkan oleh militer Turki Ottoman, terutama oleh korps elite militer Janissary.

Ottoman mulai mempergunakannya pada abad 13 M dengan sebutan mehter band. Selama penaklukan mereka terhadap Balkan pada abad ke-14 hingga ke-16 M, media ini terbukti ampuh memperkuat militer Turki dalam menghadapi aliansi raksasa non-Muslim Eropa. 

Kristen Eropa pun akhirnya menyadari trik tersebut dan mulai tertarik menerapkannya. Setelah pengepungan Wina 1683, Austria banyak menambahkan ragam alat musik dalam marching band militer mereka.

Gelar Sarjana

Universitas Qairuwan yang didirikan pada 859 M oleh Fatimah al-Fihri di Maroko menjadi pionir pemberian gelar bagi pelajar, terutama perguruan tinggi. Meskipun, tempat pengajarannya masih sederhana, menyatu dengan masjid, sebagaimana lembaga pendidikan Islam ketika itu.

Sebagai lembaga pendidikan formal pertama di dunia Islam, Qairuwan menerbitkan ijazah yang berfungsi sebagai sertifikat kelulusan sekaligus standar kompetensi. Tradisi ini kemudian menginspirasi institusi pendidikan di dunia Islam, tak terkecuali Al-Azhar Kairo yang berdiri pada 970 M.

Konsep pemberian ijazah itu diterapkan secara luas di Eropa melalui Muslim Spanyol. Universitas Bologna di Italia yang berdiri pada abad ke-11 dan Oxford di Inggris pada abad ke-12 M menerapkan sistem ijazah tersebut.

Minum Kopi

Lebih dari 1,6 miliar cangkir kopi dikonsumsi oleh penduduk di muka bumi setiap harinya. Tetapi, tak banyak yang tahu, bahkan sejarah sengaja dikaburkan, bahwa tradisi minum kopi tersebut muncul dari Yaman pada 1400 M. Bahkan, kopi menjadi minuman favorit.

Minuman ini lantas banyak dikenal terutama pada masa Turki Ottoman dan menyebar di Kairo, Istanbul, Damaskus, dan Baghdad. Minuman kopi masuk ke Eropa melalui jalur kota perdagangan, Venesia. Meski awalnya kopi sempat dicibir oleh Otoritas Kristen di Eropa sebagai “Minuman Muslim”, faktanya kopi telah menyatu dalam budaya Eropa.

Kedai kopi yang menjamur pada 1600 M menjadi lokasi berkumpulnya para filsuf untuk mendiskusikan ragam persoalan, termasuk munculnya “Gerakan Pencerahan” (The Enlightenment) yang mengubah sejarah dunia

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement