Senin 06 Nov 2017 17:30 WIB

Toilet di Masa Kejayaan Islam, Seperti Apa?

Rep: Siwi Tri Puji B/ Red: Agung Sasongko
Salah satu hammam di Istanbul, Turki.
Foto: Travelblog.viator.com
Salah satu hammam di Istanbul, Turki.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kebersihan adalah salah satu bagian inti ajaran Islam. Bahkan, dianggap sebagai bagian dari iman seseorang. Sayangnya, sangat sedikit literatur Barat yang mengupas hal ini, terutama saat menulis ulang tentang sejarah sanitasi.

Padahal sejak abad ke-10, jauh sebelum Barat mengenal toilet seperti yang kita kenal sekarang, apa yang ditemukan dalam kamar mandi dan praktik kebersihan di hampir semua wilayah kekuasaan kaum Muslim bisa bersaing dengan apa yang dikembangkan saat ini. Pada abad ke-13, ilmuwan Muslim al-Jazari, menulis sebuah buku yang menjelaskan perangkat mekanis, termasuk alat untuk berwudhu. Alat ini bersifat mobile, dan bahkan biasa dilakukan untuk melayani para tetamu.

Air memang menjadi pembersih utama dalam tradisi Islam. Air mensucikan. Toilet-toilet pada masa kejayaan Islam di Abad Pertengahan adalah model toilet 'basah' seperti yang kita kenal saat ini.

Sabun, bagian yang tak terpisahkan dari sanitasi, juga ditemukan pada masa keja yaan Islam. Masyarakat di bawah kekua saan Usmaniyah biasa membuat sabun sen diri, dengan mencampur minyak (biasanya minyak zaitun) dengan al-qali, yaitu sejenis garam. Keduanya direbus untuk mencapai campuran yang tepat, dibiarkan mengeras, dan jadilah sabun batangan. Sabun ini digunakan di hammam, rumah pemandian umum.

Al-Kindi juga menulis sebuah buku tentang parfum yang disebut Book of the Chemistry of Perfume and Distillations. Dia dikenal sebagai filsuf, tapi juga seorang apoteker, opthalmologist, fisikawan, mate matikawan, ahli geografi, astronom, dan ahli kimia.

Bukunya berisi lebih dari seratus re sep untuk minyak, salep, dan air aroma tik. Tradisi pembuatan parfum kemudian tersebar ke berbagai penjuru dunia; dengan menyuling tanaman dan bunga dan mem buat parfum dan zat untuk keperluan farmasi.

Dinasti Usmaniyah didirikan pada 1299 di Anatolia barat laut, dan bertahan sampai tahun 1923. Pada puncak kejayaannya tahun 1683, Dinasti Usmaniyah menguasai hampir seluruh pantai Afrika di Laut Tengah, kedua tepi Laut Merah, Eropa tenggara termasuk Balkan dan sebagian besar Bulgaria dan Rumania saat ini, Turki, dan Irak saat ini.

Di daerah-daerah yang dikuasai, tradisi Islam turut disebarkan, termasuk pentingnya menjaga kebersihan. Sejarah mencatat, saat mereka menguasai Konstan tino pel, salah satu yang dibenahi adalah urusan buang hajat ini. Mereka membangun 1.400 toilet umum, ketika tak satupun WC ditemukan di seantero Eropa.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement