Senin 20 May 2019 18:20 WIB

Hendaknya Muslimin Kompak dan Bersatu-padu

Rasulullah SAW mengimbau umat untuk kompak dan bersatu

Shalat berjamaah (ilustrasi)
Foto: Republika/ Wihdan Hidayat
Shalat berjamaah (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Muhammad Al Khaththath     

Kekompakan dan persatuan. Itulah kata kunci untuk keberhasilan mencapai tujuan yang dicita-citakan.

Baca Juga

Rasulullah SAW bersabda, "Kalian wajib berjamaah. Sebab, serigala itu hanya akan memangsa kambing yang sendirian." Demikian juga kita kaum Muslimin. Apabila kompak dan bersatu, pastilah musuh-musuh agama akan segan untuk menyerang dan menerkam kita. Baik itu musuh dari kalangan jin maupun manusia (lihat QS. an-Naas: 6).

Allah SWT pun mewanti-wanti kaum Musimin agar tetap menjaga kekompakan, tidak saling berbantahan. Sebab hal itu dinilai sebagai mengurangi kekuatan dan wibawa. "Dan taatlah kepada Allah dan Rasul-Nya dan janganlah kamu berbantah-bantahan, yang menyebabkan kamu menjadi gentar dan hilang kekuatanmu" (QS 8: 46).

 

Sejarah perjalanan hidup Rasulullah tatkala membangun umat ini pertama kali tidak sepi dari gangguan musuh untuk memecah-belah umat ini. Salah satunya dialami oleh kalangan kaum kaum Anshar yang menjadi pendukung setia perjuangan Rasulullah SAW.

Ada satu provokasi yang dilakukan oleh kaum Yahudi untuk menyulut perselisihan antarkaum Muslimin dari kalangan Anshor, yakni dari kalangan Aus dan Khazraj. Yahudi ingin mereka bertikai kembali setelah Islam menyatukannya melalui upaya provokasi. Untung niat itu segera didengar Rasulullah SAW.

Beliau bersabda, "Apakah kalian hendak mengikuti propaganda jahiliyyah itu, sedangkan aku masih ada di antara kalian? Setelah Allah SWT memuliakan kalian dengan Islam dan dengannya Dia memutuskan segala perkara kalian di zaman jahiliyyah, dan menyatukan kalian?'"

Mereka pun sadar dan saling berlapang dada. Menurut Syaikh As Shobuni dalam Shofwatu At Tafaasir, uraian tadi berkaitan dengan firman Allah berikut.

Artinya, "Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa jahiliyah) bermusuh musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena nikmat Allah orang-orang yang bersaudara"

(QS 3: 103).

Mudah-mudahan, dengan persatuan kekompakan yang didasari oleh keimanan dan rasa syukur kepada Allah SWT, kita kaum Muslimin dapat mengatasi segala intrik, ancaman, tantangan, hambatan, maupun gangguan yang mengepung kita. Wallahu a'lam.

sumber : Pusat Data Republika
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement