Kamis 09 May 2013 13:14 WIB

Ivan Aguéli Pelopor Tasawuf di Eropa (Bagian-2)

Tasawuf (ilustrasi)
Foto: Blogspot.com
Tasawuf (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Afriza Hanifa

Sebagai pelukis sekaligus penulis, cendekiawan Muslim ini dikenal eksentrik. Banyak karya lukisan Agueli yang terkenal. Ilmu tasawuf yang ia kuasai rupanya ditumpahkan dalam kanvas.

Reputasi Agueli sebagai pelukis sangat ternama di Swedia. Ia dikenal sangat kreatif dan gemar melakukan perjalanan.

Dalam tulis-menulis, Agueli berkontribusi dalam buku World Wisdom serta menulis artikel Universality in Islam dalam kumpulan karya Universal Dimensions of Islam.

Dalam artikel tersebut, Agueli menggambarkan sifat universalisme Islam yang selalu mengajarkan kebijaksanaan.

Hingga kini, Agueli sering kali menjadi objek penelitian tentang perbandingan agama. Bahkan, pada Februari 2011, artikelnya Universality in Islam dikaji dalam studi perbandingan agama yang kemudian diterbitkan kembali dalam bahasa Inggris dalam edisi Dimensi Universal Islam yang ditulis oleh Farid Nuruddin.

 

Dalam aliran sufi, Agueli dianggap mengarah pada tradisi Malamatiyyah. Tradisi tersebut mengajarkan seseorang untuk merasa hina agar dapat meredam amarah.

Dalam praktiknya, Malamatiyah banyak yang terjerumus negatif hingga terlalu ekstrem. Namun, Agueli menerapkannya dengan taraf biasa yang lumrah. 

Dia juga memiliki minat pada ajaran esoteris. Yakni, hanya dimengerti beberapa orang tertentu. Esoteris mengacu pada batin, hakikat, dan substansi.

Dalam ajaran sufi, Islam Esoteris bermakna ajaran agama yang menekankan aspek batin sebagai inti beragama. Aspek batin bertujuan pencapaian hidup selamat dan sejahtera dengan mendekatkan diri kepada Allah.

Ajaran esotris ini tidak mempermasalahkan simbol agama lain dan tidak memperdebatkan syariat sebagai tujuan. Namun, tidak pula menganggap enteng syariat.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement