Rabu 15 Aug 2018 08:34 WIB

Saudi Segera Luncurkan Aplikasi Awasi Ceramah di Masjid

Peninjauan ceramah keagamaan untuk menghindari ekstremisme.

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Ani Nursalikah
Sejumlah jamaah berjalan di area masjid Nabawi, Madinah, Arab Saudi.
Foto: Hamad I Mohammed/Reuters
Sejumlah jamaah berjalan di area masjid Nabawi, Madinah, Arab Saudi.

REPUBLIKA.CO.ID, RIYADH -- Pihak berwenang di Arab Saudi sedang mempersiapkan peluncurkan aplikasi ponsel untuk memonitor ceramah keagamaan dan doa di masjid. Aplikasi ini memungkinkan jamaah mengetahui durasi khutbah para penceramah.

Dilansir di Arab News, Selasa (14/8), Menteri Urusan Agama Islam, Dakwah dan Bimbingan Arab Saudi, Sheikh Abdullatif Al-Asyikh mengatakan aplikasi memungkinkan pemantauan untuk menilai ceramah dan durasi dalam menit dan detik. Kementerian berharap dapat meluncurkan aplikasi tersebut pada awal tahun depan.

Ia tidak menjelaskan siapa yang akan memantau ceramah. Namun diyakini para imam akan dapat mengevaluasi isi ceramah mereka sendiri dan penceramah lain. Arab Saudi saat ini sedang mempelajari peninjauan ceramah keagamaan untuk menghindari ekstremisme.

"Agama bukanlah area untuk memanipulasi pikiran orang, tidak juga untuk mengancam keamanan dan stabilitas negara yang diberkati ini," kata dia.

Juru bicara kementerian, Abdul Rahman Al-Abd Al-Kareem mengatakan kepada Arab News tentang metode pemantauan pidato keagamaan. Menurutnya, proses mengamati ceramah bukanlah sesuatu yang baru. Apa yang disajikan di mimbar biasanya diamati di pusat-pusat operasi yang mungkin ada di kementerian.

Menurutnya, masyarakat menaruh kewenangan pada pemerintah untuk memilah mana yang memberi manfaat pada mereka. Mengamati ceramah adalah suatu keharusan untuk memastikan imam tidak mengambil keuntungan di mimbar.

Kementerian akan terus menindaklanjuti apa yang terjadi di bidang syariah dan aspek sosial. Al-Kareem mengatakan ada beberapa kata yang tidak diinginkan dalam ceramah dan karena itu kementerian harus memastikan pilihan kata-kata dalam cemarah cukup akurat.

Kemungkinan, evaluasi pidato dilakukan oleh komite khusus dan ulama yang ahli. Komite ini harus tahu apa yang boleh dikatakan dan apa yang bukan hak pengkhutbah untuk mengatakannya. Komite juga akan mengoreksi jika ada yang salah.

"Aplikasi ini masih merupakan ide dan kami sedang mengusahakannya, mencoba melakukan beberapa modifikasi dan menerima saran. Kami telah mencapai 100 persen dari apa yang kami harapkan, dan semoga aplikasi akan segera diluncurkan," kata dia.

Al Kareem mengatakan kementerian ingin mempercepat peluncuran aplikasi dan sangat optimis mendapat respons yang baik. Mereka mencatat perhatian dan penekanannya agar semua pihak berpartisipasi.

Sementara, Kementerian telah meluncurkan aplikasi bernama Masajid, penjelajah geografis yang mirip dengan Google Maps. Penjelajah geografis adalah salah satu aplikasi paling penting yang diimplementasikan dalam proyek pengembangan sistem informasi geografis untuk masjid di kementerian.

Ini memberikan sejumlah besar informasi tentang masjid di dalam peta. Masajid adalah aplikasi resmi dari Kementerian Urusan Islam, Dakwah dan Bimbingan di Arab Saudi. Aplikasi bertujuan menyediakan sejumlah layanan termasuk menjelajahi masjid di dekat lokasi terdekat pengguna saat ini dan mengikuti daftar masjid favorit.

Pengguna juga dapat berkomunikasi dengan imam dan muazin dengan mudah melalui aplikasi dan mengirim komentar khusus ke masjid. Selain itu, pengguna dapat menindaklanjuti permintaan untuk pemeliharaan, memberikan informasi tentang semua kegiatan advokasi yang disediakan oleh kementerian, dan data diperbarui secara terus-menerus.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement