Jumat 23 Feb 2018 16:09 WIB

Kenang Sheikh Muhammad Sadik, Uzbekistan Bangun Masjid

Sheikh Muhammad merupakan mufti yang dinilai berjasa bagi Uzbekistan.

Rep: Kiki Sakinah/ Red: Agung Sasongko
Pembangunan masjid   (ilustrasi).
Foto: Republika/Tahta Aidilla
Pembangunan masjid (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, TASHKENT -- Dalam rangka mengenang kiprah tokoh Islam bernama Syekh Muhammad Sadik Muhammad Yusuf, pemerintah Uzbekistan membangun sebuah masjid di distrik Chilanzar, Tashkent. Masjid tersebut akan dinamai dengan nama syeikh Muhammad Sadik.

Sheikh Muhammad Sadik adalah seorang ulama, tidak hanya terkenal di Uzbekistan, namun juga diakui di seluruh dunia Islam. Dalam kunjungan Presiden Shavkat ke lokasi pembangunan masjid tersebut beberapa waktu lalu, ia memuji peran penting dari Sheikh Muhammad Sadik. Ia juga mencatat perlunya perbaikan lebih lanjut dari proyek masjid. Presiden Shavkat juga mempelajari proposal dari penduduk dan tokoh agama.

"Dia mengabdikan hidupnya untuk belajar dan mempromosikan dasar-dasar agama suci kita, mendidik kaum muda dalam semangat Islam yang tercerahkan," kata Presiden Shavkat, dilansir dari Uzbekistan National News Agency, Jumat (23/2).

Dalam masa yang sangat sulit pada 1989, Sheikh Muhammad Sadik Muhammad Yusuf menjadi ketua mufti Administrasi Spiritual Muslim Asia Tengah dan Kazakhstan. Periode itu memiliki tempat khusus dalam sejarah sebagai masa kebangkitan sains, tradisi keagamaan dan nilai-nilai Islam. Dia memberikan kontribusi besar untuk menyelesaikan banyak ketidaksepakatan yang tidak perlu di tahun-tahun sulit itu.

Sebagai mufti ia melakukan kegiatan internasional yang luas. Sheikh Muhammad Sadik mampu membangun dan mengembangkan hubungan budaya dan pencerahan dengan banyak negara Islam.

Sebagai mufti dan sebagai wakil Dewan Agung dari bekas kesatuan Republik Soviet, ia memperkenalkan sebuah seruan kepada pemerintah, yang menetapkan isu-isu untuk menghormati hak-hak Muslim, dan menciptakan kondisi yang diperlukan bagi mereka.

Dengan keluarnya inisiatif semacam itu pada saat ideologi totaliter dominan, tanpa diragukan lagi, Presiden Shavkat mengatakan hal itu merupakan prestasi yang hebat. Akibatnya, pemerintah Soviet mengubah kebijakannya terhadap umat Islam. Yang mana, saat itu masjid dan madrasah akhirnya dibuka, jumlah peziarah yang melakukan ibadah haji meningkat.

Pada 1990, 500 warga Muslim berhasil melakukan ibadah haji dari berbagai negara republik Asia Tengah melalui kota Tashkent. Ini adalah hasil yang bagus, mengingat pada saat itu hanya 20-30 orang dari seluruh serikat yang pergi ke haji setiap tahunnya.

Sheikh Muhammad Sadik mendapatkan rasa hormat dan otoritas yang besar di kalangan umat Islam di seluruh dunia. Dia adalah anggota dari berbagai organisasi berwibawa, antara lain sebagai Biro Eksekutif Majelis Cendekiawan Islam dan Pemikir Dunia, Persatuan Cendekiawan Muslim Internasional, Liga Muslim Dunia, dan Royal Academy of Jordan. Dia dianugerahi medali emas "Laurel of the Nile" dari Republik Arab Mesir. Perlu ditekankan, bahwa tidak seorang pun dalam sejarah Uzbekistan modern yang telah mencapai ketinggian seperti itu dalam ilmu pengetahuan Islam seperti halnya Sheikh Muhammad Sadik.

Seorang ulama yang luar biasa menulis lebih dari 100 buku tentang berbagai tema agama dan pencerahan. Kata-kata bijak, percakapan, pidato di radio dan televisi, buku, termasuk buku audio dari Sheikh mengambil tempat yang kuat dalam kehidupan orang-orang Uzbekistan.

Dengan pengetahuannya yang mendalam, pengajaran yang baik dan kegiatan teladan, Sheikh Muhammad Sadik Muhammad Yusuf adalah teladan pelayanan yang teliti demi Tanah Air dan perkembangan agama. Mempelajari kehidupan dan aktivitas ilmiahnya, dan membiasakan orang dengan warisannya adalah tugas yang terhormat.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement