Selasa 17 Nov 2009 05:32 WIB

Aceh Cocok untuk Industri Makanan Halal

Red:

BANDA ACEH--Provinsi Aceh dinilai cocok didirikan industri makanan dan minuman halal untuk memenuhi pangsa pasar ekspor dengan tujuan negara-negara yang mayoritas penduduknya Muslim, kata Wakil Gubernur Muhammad Nazar.

"Kehadiran industri makanan dan minuman sangat cocok di Aceh, apalagi provinsi ini berpenduduk mayoritas muslim dan kini telah diberlakukan syariat Islam dalam kehidupan masyarakat," katanya di Banda Aceh, Senin (16/11).

Hal tersebut disampaikan Wagub Muhammad Nazar saat bertatap muka dengan sejumlah pejabat pemerintah Negeri Kedah, Malaysia, yang berkunjung ke provinsi ujung paling barat Indonesia itu. Menurut Wagub, bumi Aceh memiliki banyak potensi sebagai bahan baku makanan dan minuman seperti hasil perkebunan dan pertanian masyarakat di provinsi berpenduduk sekitar 4,6 juta jiwa tersebut.

"Kalau bahan baku tidak ada kesulitan, jika ada pihak investor yang mau mendirikan industri pengolahan dan pengemasan makanan di Aceh. Kami akan memberi kemudahan bagi yang berinvestasi di daerah ini," katanya menambahkan.

Letak Aceh yang secara geografis berada di "pintu masuk" Selat Malaka juga sangat strategis bagi jalur perdagangan terutama ke negara-negara mayoritas berpenduduk Islam seperti di kawasan Timur Tengah dan Malaysia. Potensi perkebunan dengan komoditi kopi, kakao, pala, minyak nilam, sayur-sayuran, buah-buahan dan produk palawija lainnya hampir merata ditemukan di 23 kabupaten/kota di Aceh.

Dia memperkirakan, Aceh akan "booming" produk-produk perkebunan dan pertanian lima tahun mendatang. Ini terjadi seiring tumbuhnya gairah masyarakat menyusul membaiknya situasi keamanan Aceh pasca konflik bersenjata.

Untuk komoditi padi misalnya, Wagub menjelaskan Aceh setiap tahun surplus dengan produksi rata-rata mencapai sekitar 1,6 juta ton beras. Dari total produksi itu sebesar empat persen dibawa ke luar seperti ke Medan (Sumatera Utara). Produksi beras tersebut dihasilkan petani dengan luas areal persawahan produktif mencapai 200 ribu hektare. Di Aceh saat ini masih terdapat sekitar 300 ribu hektare sawah yang belum tergarap maksimal. ant/taq

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement