REPUBLIKA.CO.ID, COPENHAGEN - Hampir 99 persen daging ayam yang beredar di Denmark kini bersertifikat halal. Pasalnya, daging ayam asal negeri ini sebagian besar juga diekspor ke negeri Eropa lainnya dan menyasar konsumen Muslim.
"Mari kita berpikir dengan frame kepentingan finansial. Ini adalah tentang bagaimana kita menghasilkan devisa," kata Henrik Bunkenborg, pimpinan bagian pangan halal pada Danish Agriculture and Food Council (DAFC), pada Harian Sondagsavisen.
Di Denmark, dimana mayoritas warganya menganut agama Kristen dan ateis, soal halal-haram tak begitu dipentingkan. Sebanyak 97 persen penduduknya mengaku secara reguler mengonsumsi dagiung ayam, dan 67 persen dari mereka tak tahu jika ayam yang disembelih di negeri mereka dilakukan sesuai dengan kaidah Islam.
Bunkenborg menyatakan, adalah kewajiban industri untuk memenuhi ketentuan impor pangan. Apalagi, konsumen mereka menghendaki aturan yang ketat. "Beberapa menempelkan label halal, tapi mereka tak punya kewenangan untuk itu. Ini dilarang," ujarnya.
Penyembelihan hewan belakangan menuai perdebatan di Denmark. Pasalnya, kaidah penyembelihan hewan dalam Islam dinilai bertentangan dengan kemanusiaan. Sebanyak 32 persen warga Denmark menganggap penyembelihan adalah cara-cara tak manusiawi untuk mengambil nyawa hewan. mestinya, kata mereka, hewan-hewan itu dipingsankan dulu sebelum disembelih.
Namun, Danish Consumer Council (DCC) menyatakan, tak masalah dengan cara penyembelihan Islam. "Ini memang masih bisa diperdebatkan. Namun Animal Ethics Council telah menyatakan penyembelihan (secara Islam) diperbolehkan,” kata Camilla Udsen, juru bicara DCC.
Jaffar Mushib menyatakan, ada sejumlah aturan sesuai syariah sebelum hewan disembelih. Ia menyatakan, penyembelihan secara Islam ada cara tersendiri sehingga hewan tak dibuat menderita berkepanjangan sebelum menemui ajal. "Saya sangat menghargai kolaborasi ini," katanya.