Rabu 23 Feb 2011 11:19 WIB

Pernah Berstatus Kontrakan, Masjid Lautze 'Saksikan' Ribuan Ikrar Mualaf

Rep: Agung Sasongko/ Red: Ajeng Ritzki Pitakasari
Majid Lautze Jakarta di antara dereten ruko-ruko
Foto: KORAN JAKARTA
Majid Lautze Jakarta di antara dereten ruko-ruko

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Berbeda dengan masjid lainnya di tanah air yang cenderung megah dan monumental, Masjid Lautze justru sebaliknya, sederhana dan diwarnai perjuangan. Betapa tidak, sebelum seperti sekarang, Masjid Lautze adalah bangunan rumah kantor (ruko) yang dikontrak. Kondisi itu berlangsung selama beberapa tahun sebelum akhirnya berdiri secara permanen di lahan sendiri pada tahun 1994.

"Masjid Lautze, bentuk fisiknya memang sebuah ruko. Sesuai dengan namanya, masjid ini terletak di Jalan Lautze 87 – 89, Jakarta. Awal berdiri pada tahun 1991, masjid ini masih kontrakan," papar Wakil Ketua Yayasan Haji Karim Oei, Ali Karim Oei Ahad (20/2).

Baru pada 1994, ketika BJ Habibie menghibahkan bangunan kepada pengelola, setelah membeli ruko berserta tanah dari PT Abdi Bangsa, Masjid Lautze resmi memiliki properti sendiri.

Ali bercerita Tahun 1995, yayasan selanjutnya membeli ruko di sebelahnya yang akhirnya disatukan dengan masjid lama. Setelah mengalami perbaikan disana sini, kini Masjid Lautze bisa dibedakan dengan deretan ruko yang mengapitnya. "Segala sesuatu memang mulus. Namun itula perjuangan yang memberikan hikmah," papar Ali.

Masjid Lautze telah menjelma menjadi basis dakwah kalangan Tionghoa. Di tempat inilah, banyak keturunan Tionghoa mengucapkan ikrar dua kalimat syahadat.

Di dalam masjid pula, diskusi terkait Islam dan usaha mengubah stereotip tentang Islam dilakukan. "Alhamdulillah, ribuan keturunan Tionghoa telah dibimbing dan diarahkan memeluk  Islam," ungkap Ali bangga.

Ali mengaku bersyukur, meski kondisi masjid tidak ideal, tapi bisa melahirkan manusia-manusia baru yang kelak membantu umatmenegakan risalah Islam. Dia berbangga karena warga Tionghoalah yang mungkin memperkenalkan Islam ke nusantara.

"Nabi SAW saja menyuruh umatnya belajar hingga ke negeri China. Sekarang perkataan Nabi SAW telah terbukti. Faktanya Abah Alwi yang keturunan Arab menuju kesini untuk bertanya sama saya keturunan China," kata Ali sembari tersenyum.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement