REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON - Sebuah postingan hasil jajak pendapat dari Public Religion Research Institute awal pekan ini menunjukkan korelasi kuat antara "kepercayaan terhadap Fox News dan perilaku negatif " para Muslim.
Sebuah situs think thank di Amerika Think Progress bahkan menayangkan bagan untuk membantu mengilustrasikan bagaimana besar fokus Fox News terhadap penggambaran negatif terhadap islam.
Situasi itu dipandang serius. Seorang konservatif mungkin akan melontark komentar bahwa ini hanya menunjukkan bahwa jaringan lain--yang bukan Fox--masih cukup sopan dapam menghadapi ancaman "Islamofasis".
Masalahnya ialah, bahwa banyak pemberitaan tentang Islam yang dilakukan jaringan Fox News tahun lalu tidak fokus pada fakta aktual, melainkan ide marjinal tentang Islam di AS yang secara cepat menjadi fitur permanen perang budaya kelompok sayap kanan.
Fox News telah menghabiskan banyak waktu di masa lalu untuk menguatkan konspirasi tak berdasar bahwa sebagian besar masjid adalah radikal, dan bahwa pemerintahan Obama telah disusupi oleh Ikhwanul Muslimin, juga Muslim di AS mencoba menerapkan hukum Syariah.
Tahun lalu, debat mengenai proposal pendirian pusat komunitas Islam hanya beberapa blok dari reruntuhan WTC menyajikan kesempatan Fox News untuk tancap gas, menjajakan produk beritanya.
Dalam tayangan yang mengudara, Fox News menuduh Imam yang mencoba menerapkan Syariah, memiliki ikatan dengan Ikhwanul Muslimin atau Muslim Brotherhood.
Padahal secara mendasar persaudaraan antara sesama Muslim jauh berbeda dengan Ikhwanul Muslimin, kelompok oposisi yang berada di Mesir. Namun Fox News dianggap mengelabui pemirsa dengan menekankan Ikhwanul Muslimin, grup garis keras di Mesir tersebut.
Tak berhenti sampai di sana, Fox News juga mengatakan proyek pusat komunitas Islam di Manhattan itu akan didanai oleh teroris.
Situasi yang terjadi di Mesir juga disambar dengan sikap serupa oleh Fox dalam menyoal keberdaan Ikhwanul Muslimin. Namun, mengingat kaum konservatif tak begitu kuat bersatu dalam isu tersebut, maka timbul liputan lebih seimbang terhadap protes ketimbang sebelumnya.
Meski pun demikian, dalam pemberitaan tentang Eropa, Fox News dinilai saluran yang masih cukup bisa diandalkan.
Masalah utama bukan pada pemirsa Fox News yang mendengar dan melihat banyak hal negatif tentang Islam. Mereka telah mendengar banyak hal salah mengenai Islam, demikian tulis Washington Post mengomentari jajak pendapat tersebut.
Fox, dianggap telah 'menyebarluaskan' sebuah 'realitas alternatif' yang terus menggambarkan Muslim sebagai komunitas dengan potensi bahaya, asing dan layak dicurigai.
Sebagai contoh, Fox secara tidak proposional menggunakan istilah-istilah yang mencerminkan pandangan negatif tentang Muslim lebih sering ketimbang pesaingnya.
Dan Ketika istilah-istilah tersebut digunakan, mereka kerap dijadikan bagian cerita penyebar kebencian dan ketakutan terhadap kemungkinan 'kejahatan' Muslim, seperti keinginan menerapkan hukum syariah atau melakukan plot terorisme. Beberapa contoh seperti berikut.
– Dipandu Bill O’Reilly pada 13/1/11: "Warga Amerika perlu tahu apa yang terjadi di dalam komunitas Muslim--di dalam negara kita, karena kita tidak tahu benar. Banyak dari mereka adalah komunitas tertutup, mungkin saja. Kami tidak tahu.
– Pengamat Hukum Fox, Peter Johnson Junior 7/2/11: “Anda harus memeriksa pada riset ilmiah terhadap isu ini selama bertahun-tahun - apakah Demokrasi dan Islam sejalan? Sebagian besar ilmuwan dalam bidang tersebut telah mengatakan, mereka tidak kompatibel."
– Fox and Friends’ Brian Kilmeade 15/10/10: “Ada kelompok orang-orang tertentu yang menyerang kita pada 11 Septmber. Itu bukan hanya satu orang, itu adalah satu agama. Tidak semua Muslim adalah teroris, namun semua teroris adalah Muslim."
Maka, jajak pendapt menyimpulkan, para pemirsa--Mayoritas simpatisan Partai Republik--selalu berpikir mereka mendapat berita tulen tentang Islam, padahal yang terjadi adalah sebaliknya. Itu adalah bagian terburuk, karena pandangan macam itu, begitu masuk ke sistem pemahaman seseorang, sungguh sulit untuk dicabut.