Jumat 04 Feb 2011 15:46 WIB

Seorang Muslim India Mengaku Dilecehkan Gara-gara ATM Macet

Rep: Agung Sasongko/ Red: Ajeng Ritzki Pitakasari
Muslim India
Foto: oregonlive.com
Muslim India

REPUBLIKA.CO.ID, NEW DELHI--Nahas betul nasib Khalid Ali Abbasi, salah seorang mahasiswa Muslim jurusan ilmu Politik, Delhi College of Arts, India. Khalid mengalami pelecehan setelah mencari tahu mengapa ATM-nya tidak bisa digunakan.

Pelecehan bernuansa SARA itu terjadi ketika seorang manajer bank Bank Syndicate, Yamuna Vihar, menghina dirinya di depannya langsung. "Manajer bank itu berkata kepada saya, 'Anda seorang Muslim tidak tahu apa-apa. Anda hanya bisa memanjakan diri dalam bisnis ilegal yang kemudian menyimpannya dalam bank. Saya akan memblokir rekening anda sekarang," ungkap Abbasi seperti dikutip kantor berita ABNA.ir, Rabu (2/2).

Kabarnya, Abbasi secara baik-baik menanyakan mengapa ATM nya tidak bisa digunakan. Lantaran tidak puas dengan jawaban yang diberikan, Abbasi menekan pihak bank untuk memberikan alasan yang pasti. Saat itulah, Abbasi mendapatkan pelecehan dari manajer bank tersebut.

Tak tanggung-tanggung, manajer bank itu segera memanggil petugas keamanan dan memerintahkan mereka mengusir Abbasi dari bank. "Saat itulah aku menelepon polisi," kata Abbasi. "Manajer melontarkan perkataan 'Pergi dari sini, Muslim'. Saya tidak ingin meninggalkan bank karena saya memiliki hak untuk mengetahui informasi tentang rekening saya. Tapi manajer itu malah mengancam saya," tuturnya.

Ketika dihubungi, sang manajer membantah tuduhan itu. Dia mengatakan Abbasi telah mengarang cerita. "Abbasi datang mengeluh bahwa kartu ATMnya belum diaktifkan. Saya mengatakan kepadanya bahwa dibutuhkan 24 jam agar kartu ATM bisa diaktifkan. Saat itu dia mulai emosi dan mengatakan kapok untuk membuka rekening di Bank tersebut," katanya

"Ia melemparkan buku tabungan di atas meja saya, dan menyuruh saya untuk menutup rekening. Ia juga mengatakan tidak tertarik layanan kami," tambah si manajer.

Karena khawatir, kondisi semakin buruk, ia pun memutuskan memanggil keamanan. "Saya orang yang sangat sekuler. Dididik untuk tidak menggunakan bahasa tersebut di depan umum," katanya.

Siapa yang berbohong? Yang pasti sejauh ini, Abbasi telah mengajukan keluhannya baik melalui  Komisi Minoritas Delhi dan Bank Sentral India.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement