REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV-- Paguyuban Istri-istri Rabi Israel menyebarkan imbauan bagi gadis-gadis Yahudi. Mereka meminta para gadis Yahudi tidak berkencan dengan orang Arab atau bekerja dengan warga Arab.
Imbauan itu mereka sampaikan dalam bentuk surat yang ditandatangani 27 istri para rabi. Berikut petikan suratnya: 'Ada banyak pekerja Arab diam-diam mengubah namanya menjadi nama Yahudi, seperti Yussef jadi Yossi, Samir jadi Sami, Abed jadi Ami. Para pemuda Arab ini ingin mendekati kalian, wahai para gadis Yahudi. Mereka pandai mengambil hati kalian, wahai gadis Yahudi. Tapi berhati-hatilah. Ketika kalian sudah ada dalam rengkuhan mereka, segalanya akan berubah."
"Hidup kalian, wahai para gadis Yahudi, tak akan lagi sama. Pemuda-pemuda Arab itu akan mengutuk kalian, memukul, dan mempermalukan kalian." demikian surat tersebut.
Salah satu istri rabi yang menandatangani surat ini adalah putri Rabi Ovadia Yosef. Yosef dikenal sebagai pemimpin spiritual Partai Shas. Partai ini beraliran ultra ortodoks, yang masuk di dalam pemerintahan koalisi Perdana Menteri Benjamin Netanyahu.
Suratnya disebarkanluaskan oleh LSM Lehava (Api), LSM yang beraliran kanan dan rasisme milik Rabi Meir Kahane. Kahane adalah mantan anggota parlemen Israel dari Partai Kach yang memang terkenal rasis.
Surat yang sudah beredar luas di Israel ini mendapat kecaman dari sesama rabi. Gilad Kariv, pemimpin Grup Reformasi Judaisme Israel, mengutuk penyebaran surat yang berbau rasisme ini. "Masyarakat Israel sekarang jatuh ke dalam lubang rasisme dan ketakutan rasis," katanya.
Imbauan bernada rasis ini justru makin marak beberapa pekan terakhir. Yahudi garis keras Israel terus mengumandangkan kebencian terhadap bangsa Arab.
Awal Desember, misalnya, ada petisi dari para rabi ke pemerintah kota yang mendesak agar Yahudi tidak menjual rumahnya atau menyewakannya ke orang non Yahudi.
Imbauan ini sempat dikritik oleh Netanyahu. Namun rupanya imbauan itu mendapat tempat di hati warga. Survei yang dilakukan pekan ini menyatakan 44 warga Israel mendukung petisi para rabi itu, sementara sisa 48 lainnya menolak.
Masih soal rasisme, beberapa pekan lalu juga terjadi seruan serupa bagi warga Yahudi di Tel Aviv. "Perempuan Yahudi, jauhilah orang-orang Arab, terutama lelakinya," demikian seruan tersebut.
Selasa lalu, puluhan murid dan orang tua murid berunjuk rasa di Jaffa. Jaffa adalah permukiman campuran Arab-Yahudi di Tel Aviv. Mereka berunjuk rasa setelah salah satu sekolah melarang muridnya berbicara dalam bahasa Arab di kelas.