Kamis 30 Dec 2010 06:30 WIB

Waspadalah, Pemikiran Leberalisme!

Rep: Nian Poloan/ Red: Djibril Muhammad

REPUBLIKA.CO.ID, MEDAN--Majelis Ulama Indonesia (MUI) Sumatera Utara (Sumut) mengajak Umat Islam untuk mewaspadai pemikiran liberalisme, sukulerisme dan plularisme agama. Berbagai bentuk kemungkaran itu berakar pada materialisme dan berkembang dibawah payung kapitalisme global.

"Gerakan paham masyarakat ini terus merengsek masuk ke dalam ormas-ormas dan lembaga-lembaga Islam yang mengancam kemurnian ajaran Islam saat ini dan akan datang, karena itu sangat perlu diwaspadai dan dicegah," kata Ketua Umum MUI Sumatera Utara, Abdullah Syah, dalam sambutannya pada pembukaan Musyawarah Daerah (Musda) ke-VII MUI Sumut di Asrama Haji Pangkalan Masyur Medan, Selasa (28/12) malam.

Lebih jauh dia mengatakan, bahwa masalah yang sedang dihadapi umat saat ini merupakan tantangan yang amat besar. "Misalnya maraknya 'almunkarat (kejahatan-kejahatan meresahkan)'. Ini merupakan bentuk nyata penyimpangan dari nilai dan ajaran Islam yang rahmattan lil alamin," kata Guru besar Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Sumut itu. 

Selanjutnya ia menjelaskan, berbagai bentuk kemungkaran yang terjadi itu antara lain, kemungkaran dalam bentuk pemikiran dan kemungkaran dalam bentuk akhlak dan perilaku. Kemungkaran dalam bentuk pemikiran ditandai dengan maraknya pemikiran liberalisme, sekularisme, pluralisme agama. Kemudian, kemungkaran pada tataran akhlak dan perilaku ditandai dengan maraknya korupsi (ghulul), kolusi (ta'awun alal ismi wal udwan), suap (risywah), ribawi, perjudian, miras, narkoba, perzinaan (pornoaksi dan pornografi).

Yang kesemuanya ini berdasarkan pandangan dunia materialisme, cara berpikir posivesme dengan akhlak hedonisme (mazmumah) dengan semangat liberalisme yang semakin nyata disaksikan masyarakat melalui media cetak dan elektronik yang seolah-olah itu lah budaya baru yang dikembangkan bangsa dan negara di era demokrasi dan reformasi nasional.

Ia mengatakan, berpijak pada wawasan MUI bahwa ulama sebagai pewaris Nabi (warasatul anbiya) senantiasa dituntut bijak dan cermat dalam memahami masalah nyata yang berkembang di tengah kehidupan masyarakat, berbangsa dan negara. Dengan demikian dapat memberikan solusi dalam berdakwah 'amar ma’ruf nahi munkar' yang menyentuh hati dan perilaku nyata umat dan bangsa serta terwujudnya 'islah' (perbaikan) dalam berbagai lapangan kehidupan menuju tatanan masyarakat yang berkualitas.

Musda MUI yang berlangsung hingga Kamis (30/12) dibuka Wakil Gubernur Sumut Gatot Pudjo Nugroho, akan membahas berbagai program kerja. Turut menyampaikan sambutan Ketua Umum MUI Pusat Dr KH Makruf Amin.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement