REPUBLIKA.CO.ID, Dalam sebuah hadits riwayat Muslim diceritakan, suatu ketika Nabi Muhammad melakukan shalat malam hingga kakinya bengkak. Melihat hal ini Siti ‘Aisyah merasa heran, lalu berkata: “Wahai Rasulullah mengapa engkau melakukan ibadah sedemikian rupa padahal engkau telah dijanjikan oleh Allah SWT dengan pengampunan atas segala dosa-dosamu baik yang lalu ataupun yang sekarang?” Rasulullah Saw menjawab: “Tidak pantaskah aku menjadi hamba-Nya yang bersyukur.”
Hadits ini menegaskan, bukankah sangat tinggi nilai sebuah syukur? Pertanyaannya, apakah kita benar-benar sudah mensyukuri segala nikmat yang diberikan Allah kepada kita? Sudahkah kita memanfaatkan nikmat yang diberikan-Nya dengan sebaik-baiknya? Pernahkah kita merasa berdosa atau menyesal karena tidak mempergunakan nikmat-Nya dengan baik?
Kita wajib mensyukuri segala sesuatu yang kita terima. Baik saat kita sedang tertimpa musibah maupun dalam kondisi bahagia. Rasa syukur sangat penting karena banyak alasan: rasa syukur membuat hati dan fikiran anda terbuka menerima karunia dalam kehidupan, dan selalu mengingatkan akan semua karunia saat mendapat anugerah, dan dengan bersyukur anda akan mampu menghadapi masalah secara proporsional. Karena setiap masalah pasti ada jalan keluar, dan dibalik masalah terdapat hikmah yang tersembunyi.
Dengan bersyukur pula bisa menjadi alat kontrol diri kita, agar tidak bersikap berlebihan saat menerima anugrah dan musibah yang terjadi pada hidup kita. Rasa syukur merupakan kekuatan yang luar biasa yang bisa menghilangkan dan mengatasi masalah anda dalam kehidupan kita. Dengan bersyukur kita dapat merubah musibah menjadi anugerah.
Bersyukur adalah menerima dan memandang indah setiap pristiwa yang terjadi dalam perjalanan hidup kita. Bersyukur dapat dilakukan dengan tiga cara, menurut kalangan ulama: Pertama, bersyukur dengan hati nurani. Hati nurani atau seringkali disebut kata hati selalu bersikap jujur dan benar. Maka, seseorang yang bersyukur dengan hati nuraninya sesungguhnya tidak pernah mengingkari banyaknya nikmat Allah SWT.
Kedua, bersyukur dengan ucapan. Anggota tubuh yang selalu melafalkan kata-kata adalah lidah. Maka dari itu, pergunakanlah lidah kita untuk melafalkan kata-kata yang baik. Seperti yang sudah tersebut di atas. Ungkapan yang paling baik untuk menyatakan syukur kita kepada Allah SWT adalah dengan membaca Hamdallah.
Ketiga, bersyukur dengan perbuatan. Cara ketiga ini dilakukan anggota tubuh kita. Allah telah menganugerahkan tubuh dengan fungsi masing-masing, dan tiada kesalahan dalam penciptannya. Oleh sebab itu, kita harus memanfaatkannya untuk hal-hal positif. Menurut Imam Al-Ghazali, ada tujuh anggota tubuh yang harus dimaksimalkan untuk bersyukur: mata, telinga, lidah, tangan, perut, kemaluan, dan kaki.
Syukur merupakan energi positif yang dapat menggerakkan alam semesta. Hukum tarik menarik akan terjadi di sini. The Law of Attraction adalah “menarik hal yang serupa.” Energi Positif akan menarik hal-hal positif, pikiran yang baik akan menghasilkan kegiatan positif, perasaan yang baik akan memunculkan kebahagiaan.
Setiap kali Anda mengungkapkan rasa syukur, lisan atau perasaan, berarti Anda mengirimkan sinyal Positif bagi Allah untuk melipat-gandakan apa yang Anda syukuri. Anda dapat menggunakan sikap syukur untuk memperoleh lebih banyak hal-hal baik dalam hidup.
Mari kita tradisikan dan intensifkan rasa bersyukur dalam setiap lini kehidupan untuk menggapai kebahagiaan hakiki, kesuksesan sejati, dan meningkatkan kualitas iman yang sebenarnya.
Dimuat di Republika Edisi 23 Desember 2010