REPUBLIKA.CO.ID, MAKKAH--Seluruh jamaah dan petugas haji Indonesia, Jumat (19/11) pukul 18.30, telah meninggalkan Mina. Mereka sudah melakukan kegiatan melontar jumrah dan kemudian kembali ke Makkah.
Menurut Amirul Haj, Suryadharma Ali, pelaksanaan haji tahun ini tak ada masalah yang berarti. ''Dari tahun ke tahun, masalah haji yang muncul itu-itu saja. Masalah makanan, transportasi, dan air,'' ujar Suryadharma saat beramah tamah dengan wartawan Indonesia, di Makkah, Jumat (20/11) malam.
Ia menambahkan, mobilisasi lebih dari 200 juta jamaah dengan kondisi Makkah yang tak banyak berubah, membuat masalah itu selalu muncul. Pasokan air rumah-rumah di Makkah mengandalkan mobil tangki air. Jika jamaah sudah padat, mobil tangki terhambat. Harga sewa rumah di Makkah dan kualitas tak ada standar, sehingga ada rumah yang jelek hargannya mahal, rumah yang bagus harganya murah.
''Ada pemilik rumah yang peduli kepada jamaah, ada yang tidak peduli,'' ujar Suryadharma. Pemilik yang peduli ada yang memberi makan jamaah gratis tiga kali sehari selama jamaah berada di Makkah. Pemilik yang tidak peduli, diberi laporan air habis pun satu jam kemudian belum pesan air.
Untuk masalah makanan, tahun ini terjadi antrean panjang di Arafah dan Mina, karena tenda makan yang sempit. ''Pernah pakai kotak, tapi prosesnya terlalu lama dan ada jamaah yang menunda makan. Begitu waktu makan siang tiba, yang dimakan jatah pagi yang sudah basi,'' ujar Suryadharma.
Ia mengatakan, meski logistik haji tiap tahun sama, tapi kondisi jamaah juga berbeda. Mulai dari usia, pendidikan, dan standar hidup. Akibatnya, ketika menghadapi keadaan di tanah suci mereka membandingkannya dengan kondisinya di tanah air, kemudian menyampaikan protes.
Suryadharma juga menyorot soal kesehatan. Sampai tanggal 13 Dzulhijah ini jamaah yang meninggal mencapai 161 orang. ''Di tanggal yang sama tahun lalu, jumlah yang meninggal ada 171 jamaah,'' ungkapnya.