REPUBLIKA.CO.ID,
Wukuf di Arafah, Antara Keharuan dan Spirit Islam
ARAFAH-- Hampir tiga juta Haji pada hari Senin (15/11) melakukan Wukuf di Arafah. Di tempat itulah Nabi Muhammad (saw) memberi khotbah perpisahannya lebih dari 14 abad yang lalu.
Jamaah haji pria dan wanita yang membentuk aliran besar putih di Arafah. Sebagian jamaah menuju Arafah menggunakan transportasi, tapi banyak pula yang berjalan kaki.
Suasana Wukuf di Lembah Arafah sungguh sangat mengharukan. Rombongan-rombongan jamaah yang sudah datang sejak semalam tidak pernah meninggalkan aktifitas ibadah. Sejak semalam, tenda-tenda selalu dipenuhi jamaah yang sedang berdzikir dan bertafakkur dengan dipandu oleh masing-masing kiai atau ustadz melalui pengeras suara.
Sementara di luar tenda, di antara sela-sela lorong tenda, trotoar-trotoar dan ruangan-ruangan terbuka atau di bawah-bawah pohon, hampir-hampir tidak ada yang sepi dari jamaah yang sedang berdoa, berdzikir maupun membaca al-Qur`an. Pemandangan seperti ini berlangsung hingga sore hari, Senin (15/11) seperti dilansir Media Center Haji.
Bahkan sejak siang, ketika matahari mulai tergelincir ke arah barat dan waktu Sholat Dzuhur dimulai, kegiatan ibadah wukuf di Arafah mencapai puncaknya. Tenda-tenda semakin penuh dan ruang-ruang di luar tenda juga semakin padat. Di tenda-tenda jamaah Indonesia, kita dapat melihat suasana yang seragam, semua jamaah tertunduk dalam doa dan kekhuyukan.
Meski tidak ada larangan untuk berdiam atau melakukan ibadah wukuf di dalam tenda, namun beberapa jamaah lebih memilih berdzikir dan bertafakkur di luar tenda. Sejak melaksanakan Sholat Dzuhur, hampir semua jamaah tidak lagi beranjak dari tempatnya masing-masing.
Namun pemandangan ini rupanya tidak berlangsung lebih lama dari waktu Dhuhur. Ketika bayang-bayang mentari telah melebihi benda-benda di atas bumi, dan waktu Sholat Ashar mulai menjelang, pemandangan mendadak berubah. Padang Arafah pun berubah menjadi menjadi lembah yang dipenuhi keharuan oleh hujan tangis.
Dengan dikomando oleh ustadz atau kiainya masing-masing, para jamaah haji di semua tenda hampir serempak berdiri dan bersalam-salaman. Mereka berbaris berjajar dan saling berpelukan dengan mata berkaca-kaca.
Suami-isteri saling berpelukan dan bermaaf-maafan dalam tangis-tangis tertahan. Mereka yang bersahabat dengan teman-temannya juga saling bersalaman dan mulai saling berusaha mencoba memanggil nama baru teman-temannya dengan embel-embel gelar haji di depannya.
Sementara itu sore mulai menjelang, di tenda-tenda petugas, kesibukan telah dimulai. Mereka yang akan bertugas ke Muzdalifah demi malayani para jamaah yang akan mabit (bermalam/menginap) di sana, akan segera berangkat lebih awal sebelum matahari terbenam
Sementara itu, Imam Besar Arab Saudi, Abdul Aziz Al-Asheikh dalam khotbahnya, seperti dilansir arabnews.com, mendesak umat Islam untuk takut kepada Allah baik secara pribadi dan umum. Dia juga mengimbau agar umat Islam mengikuti Sunnah Nabi untuk mencapai sukses dalam hidup.
Dia juga membahas masalah-masalah utama yang dihadapi oleh kaum Muslim di seluruh dunia, di samping menguraikan keyakinan Islam dan perbuatan. Dia menekankan bahwa terorisme harus dibasmi. "Penyebab yang membantu pertumbuhan terorisme harus dihapus dan ketidakadilan yang dihadapi oleh masyarakat tertindas harus dihentikan," katanya.
Dia juga menyoroti masalah kemiskinan, pengangguran, kesehatan yang buruk dan konsekuensi dari bencana alam. Al-Asheikh menyerukan umat Islam untuk tidak membiarkan musuh-musuh mereka untuk menarik mereka ke dalam konflik dan pertumpahan darah yang terletak pada masalah ekonomi. Dia juga mendesak masyarakat Barat untuk mematuhi prinsip-prinsip hak asasi manusia dan keadilan yang mereka yakini.
"Kami mendengar tentang meningkatnya pelanggaran terhadap Muslim, imam, dan fitur Islam yang penting,” papar dia. Menurut Dia, praktek-praktek semacam itu tidak membantu mencapai stabilitas dan hanya akan memperburuk situasi dan menyebar permusuhan dan kebencian.