
REPUBLIKA.CO.ID, Laporan Jurnalis Republika Teguh Firmansyah dari Makkah, Arab Saudi
Arafah memiliki makna dan sejarah yang cukup mendalam. Arafah disebut dengan 'arafah' karena di tempat inilah para Nabi dan kekasih Allah mencapai puncak kesadaran diri (ma’rifatun nafsi).
"Nabi Adam berhasil mencapai puncak kesadaran setelah ribuan tahun bermunajat dan beristighfar meminta ampun kepada Allah," ujar anggota Amirul Hajj KH Ahmad Said Asori, dalam khutbah wukuf di Arafah di tenda Misi Haji Indonesia, Kamis (4/6/2025).
Nabi Ibrahim, kata Kiai, juga mencapai puncak kesadaran dan pengetahuan tentang perintah menyembelih Ismail di tempat ini. Bahkan Nabi Muhammad juga berhasil mencapai puncak kemakrifatan saat berwukuf di tempat ini. "Karenanya tak berlebihan bila dikatakan puncak pencapaian haji ada di tempat ini," ujar Kiai Said.
Betapa pentingnya Arafah, jelas Kiai Said, hingga disebut bahwa tidak ada haji tanpa wukuf di tempat ini. "Arafah menyadarkan kita betapa lemah dan tak berdayanya manusia di hadapan kebesaran Allah Swt. Sekian banyak dosa yang kita lakukan," ujarnya.
Arafah, jelas Kiai Said, adalah tempat terbaik untuk beristighfar dan berdoa kepada Allah. "Dosa kepada sesama, dosa kepada suami, istri, anak, orang tua, saudara, tetangga, teman, termasuk dosa pemimpin kepada rakyatnya. Dan dosa yang sering tidak kita sadari yaitu dosa kepada alam semesta."
Jutaan jamaah haji di dunia berkumpul untuk melaksanakan wukuf di Arafah pada 9 Dzulhijjah atau Kamis (4/6/2025). Jamaah Indonesia yang mencapai 221 ribu orang menjadi yang terbesar.
Hari yang Dinanti
"Hari ini adalah hari yang dinanti oleh jutaan umat Islam di dunia. Hari ini adalah hari dimana semua Jamaah haji berkumpul di padang Arafah. Semua bersimpuh, bermunajat dan bersujud di hadapan sang pencipta, Allah SWT., untuk meraih ampunan dan ridha-Nya," kata Kiai Said.
Di tempat ini, kata Kiai Said, umat manusia berkumpul dengan pakaian yang sama, berwarna putih sebagai lambang kesucian dan kesetaraan hamba di hadapan Tuhannya. "Pangkat tak lagi berguna. Jabatan tak lagi digdaya. Status sosial tak lagi berfaedah. Demikian pula kira-kira nanti di hari qiyamah."
"Semua manusia dikumpulkan di padang Mahsyar dengan penuh harap cemas, menanti hisab amal perbuatannya. Di hari itu, harta, anak, suami, istri, dan sanak saudara tak lagi mampu menjadi sandaran."

Umat Islam berdoa di Jabal Rahmah jelang wukuf di Arafah, Arab Saudi, Kamis (5/6/2025). Sekitar 1,83 juta muslim dari berbagai penjuru dunia termasuk dari Indonesia yang tahun ini memiliki kuota sebanyak 221.000 jamaah berkumpul di Arafah untuk melaksanakan wukuf yang merupakan rukun haji pada prosesi puncak ibadah haji 1446 H. - (AP Photo/Amr Nabil)
Advertisement