Jumat 12 Nov 2010 23:13 WIB

Jelang Wukuf, Arab Saudi Hentikan Layanan Trasportasi bagi Jamaah

Rep: Priyantono Oemar dari Makkah/ Red: Siwi Tri Puji B
Bus jamaah haji Indonesia dari pemondokan menuju Masjidil Haram PP
Foto: Siwi Tri Puji/Republika
Bus jamaah haji Indonesia dari pemondokan menuju Masjidil Haram PP

REPUBLIKA.CO.ID, MAKKAH--Mendekati pelaksanaan wukuf di Arafah, pemerintah Arab Saudi memberhentikan layanan transportasi bagi jamaah haji seluruh dunia. Kebijakan ini resmi diberlakukan mulai hari ini.

Wakil Kepala Panitia pelaksanaan Ibadah Haji (PPIH) Daerah Kerja Makkah bidang Transportasi, Tatan Rustandi mengatakan dengan diberhentikannya layanan transportasi, panitia penyelenggara ibadah haji (PPIH) sudah tidak lagi memiliki kewenangan untuk mengatur masalah transportasi di Mekkah.

"Semuanya sudah diambil alih oleh Nakobah (organisasi angkutan) Arab Saudi. Kami sudah tidak bisa berbuat apa-apa lagi. Mulai hari ini jamaah sudah tidak bisa lagi menggunakan bus menuju masjidilharam," kata Tatan di kantor Misi Haji Indonesia, Mekkah.

Menurut dia kebijakan pemberhentian layanan transportasi akan berlaku hingga 20 November mendatang. Meski demikian pihaknya masih tetap bisa melayani transportasi jamaah haji. "Saya inginnya begitu, tetap bisa layani jamaah," katanya.

Tatan mengingatkan bagi jamaah yang akan ke masjidilharam agar memanfaatkan transportasi umum seperti taxi atau omprengan dengan membayar sendiri biayanya. Meski demikian pihaknya meminta para jamaah agar mengambil sisi positif dari kebijakan pemerintah Arab Saudi tersebut.

Menurut dia jasa angkutan bus akan diistirahatkan untuk melakukan persiapan mengangkut jamaah saat berada Armina. "Ini ada bagusnya, karena jamaah harus istirahat selama beberapa hari untuk persiapan wukuf di Arafah. Nantinya bus juga diistirahatkan, untuk diperbaiki supaya lancar," kata Tatan.

Tatan mengaku hingga saat ini pihaknya sudah melakukan sosialisasi terkait pemberhentian layanan transportasi tersebut. Menurutnya sosiaslisasi dilakukan mulai dari tanah air hingga ke setiap sektor pemondokan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement