Rabu 03 Nov 2010 03:21 WIB

Muhammadiyah Membuka Diri untuk Membahas Hilal

Rep: Nashih Nashrullah/ Red: taufik rachman

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA-Muhammadiyah mengaku tak keberatan membahas dan mengkompromikan kriteria hilal yang selama diindikasikan sebagai faktor penyebab perbedaan penentuan bulan Ramadhan, Syawal, dan Dzhulhijjah.

Akan tetapi menurut Wakil Sekretaris Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah, Ma'rifat Iman, selama belum ada kesepakatan maka Muhammadiyah akan tetap menggunakan kriteria wujud hilal guna menentukan awal dan akhir bulan.

“ Pembahasan tersebut harus dilandasi koridor ilmu pengetahuan dan landasan agama yang kuat,” dalam sidang Badan Hisab Rukyat (BHR) Kementerian Agama (Kemenag), di Jakarta, Selasa (2/11)

Ma'rifat mengakatan, terdapat tiga kriteria utamayang dijadikan sebagai ketentuan kritereri wujud hilal yaitu terjadinya konjungsi ijtima, konjungsi berlangsung saat matahari terbenam, dan saat matahari terbenam hilal berada di atas ufuk. Tanpa ada persyaratan berapa derajatkah posisinya.

Namun demikian, ujar Ma'rifat, Muhammadiyah menanggapi positif rencana penyatuan tersebut. Agar cita-cita tersebut terwujud perlu ada silaturahim dan dialog secara intensif untuk menyamakan persepsi antar masing-masing pihak. Apabila komunikasi telah berjalan apik maka diharapkan dialog dan kompromi bisa berjalan dengan baik.

Sehingga kesapakatan yang nantinya dihasilkan menjadi komitmen yang mesti dijalankan bersama.”Penyatuan butuh proses sulit direalisasikan dalam waktu dekat, kewajiban sekarang adalah saling menghargai,”kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement