REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Maskapai Saudi Arabian Airlines lagi-lagi melakukan keterlambatan penerbangan. Meski Kecewa, Menteri Agama Suryadharma Ali, tidak mau gegabah mengganti maskapai penerbangan. Keterlambatan Maskapai Saudi Arabian Airlines sudah terjadi empat kali, yakni tiga kali terjadi di embarkasi Batam dan sekali dalam pemberangkatan jemaah calon haji Bekasi yang telat sampai 14 jam.
"Kami memang sudah beberapa kali surati maskapai SAA itu, kami mau mereka ganti akomodasi keterlambatan," ujar Sekretaris Ditjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah, Kemenag, Abdul Gofur Jawahir kepada Republika, Selasa (19/10).
Menurut Gofur, untuk keterlambatan selama empat jam, pemerintah meminta maskapai SAA menyediakan makanan bagi jamaah haji. Sementara itu, keterlambatan lebih dari delapan jam, pemerintah menuntut maskapai SAA untuk menyediakan makan plus pelayanan hotel. Menurut Menteri Agama, Suryadharma Ali, banyak pertimbangan mengapa pemerintah tidak mengganti maskapai penerbangan untuk jamaah haji.
"Tidak bisa serta-merta mengganti maskapai penerbangan haji, karena dikhawatirkan bisa ada masalah lain," kata Suryadharma yang juga ketua umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP).
Kementerian Agama tidak mau mengambil risiko dengan mengganti maskapai yang selama bertahun-tahun sudah bekerja sama dengan pemerintah Indonesia. Meski ada maskapai penerbangan lain yang menawarkan biaya penerbangan yang lebih murah.
Suryadharma membeberkan ada lebih dari dua maskapai yang menawarkan harga lebih rendah. Namun karena alasan tanggung jawab keamanan yang belum dapat dipastikan, pemerintah terpaksa menolak tawaran tersebut. "Kami juga pertimbangkan pengalaman memberangkatkan haji. Selain itu belum memiliki izin misalnya landing permit di bandara di Arab Saudi," ungkapnya.
Pemerintah, kata dia, akan memanggil langsung utusan maskapai SAA. Itu ditujukan untuk mendengarkan penjelasan dari maskapai tersebut. Selain itu, meminta untuk kesekian kalinya agar tidak mengulangi keterlambatan pemberangkatan haji.
Menag juga menjelaskan, pada 2010 atau 1431 H, sejak pemberangkatan kloter pertama pada 11 Oktober hingga hari ini telah diberangkatkan jemaah haji Indonesia ke tanah suci sebanyak 38.144 jemaah dari kuota 221.000 jemaah.
Dia juga mengatakan, pihaknya telah memperoleh sebanyak 374 rumah untuk pemondokan jemaah Indonesia di Mekkah. Pemondokan terbagi dalam dua wilayah yaitu Ring I (berjarak maksimal 2 km) dan Ring II.