REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK--Tidak salah jika dikatakan kalau pembangunan masjid dibekas reruntuhan Gedung WTC atau yang dikenal dengan 'Ground Zero' telah menjadi pembahasan nasional. Karena itulah, disela-sela ramainya 'ritual' Parade Muslim di New York, Amerika Serikat yang ke-25, juga menyinggung soal pembangunan masjid tersebut.
'Ritual' parade dimulai dari 41th street sampai ke 23th street, atau sekitar 15-16 blok, melalui jalan-jalan besar di pusat kota Manhattan. Acara tersebut dimulai dengan shalat dzuhur bersama. Setelah itu pawai, berlanjut di taman yang luas, yang kerap dijadikan tempat rekreasi, di jalan Madison Avenue, dengan acara ceramah dari para tokoh perwakilan organisasi muslim seluruh amerika.
Hiburan lagu-lagu nasyid oleh Zaid Bhika, seorang pencipta lirik bimbingan Yusuf Islam yang juga adalah vokalis nasyid dari Afrika Selatan dengan lagu terkenalnya 'Give Thanks To Allah', meramaikan syahdunya acara parade. Tak juga ketinggalan, penyanyi nasyid dari Pakistan, serta acara Bazaar.
Saat memasuki sudut Park di Jalan Madison, di sana telah berdiri berbagai tenda-tenda dan counter dari berberapa negara. Salah satunya adalah counter Pakistan dengan spanduk besar yang bertuliskan 'Pakistan Flood Relief'. Dalam counter itu diramaikan dengan baju-baju muslim yang berwarna-warni, namun lebih banyak didominasi dengan warna hitam. Selain itu, juga ada pernak-pernik perhiasan yang unik dan bagus-bagus.
Berjalan disebelahnya, terlihat counter Afrika yang menjual souvenir berupa Pin yang bertuliskan arab/ kaligrafi. Negeri dari benua hitam itu menjajakan berbagai perhiasan dan juga Parfum. Sementara, semerbak makanan berasal dari counter Kasmir, yang sepertinya memiliki kesamaan rasa dengan India dan Pakistan.
Selanjutnya counter Yunani muslim dengan Otentitas gaya Romawinya, dan beberapa masakan khas Yunani dan Italia yang dijamin Halal. Dan tak lupa, counter Indonesia juga turut mengambil bagian. Counter Indonesia penuh dengan pengunjung yang tertarik dengan makanan Indonesia serta aroma sate ayam yang mengundang selera yang dilengkapi dengan salad atau nasi. Selain itu, juga ada nasi kuning yang dilengkapi dengan pernak-perniknya. Sayangnya counter Indonesia tidak dilengkapi spanduk yang bisa dikenali oleh orang banyak.
Pada sudut lainnya, masih disekitar Park di Madison, terlihat counternya Arab Saudi yang menjual buku-buku Islam serta pigura bertuliskan Allah, Muhammad dan tulisan kaligrafi yang Indah dengan warna yang keemasan. Disebelahnya ada counter yang menyiarkan stasiun TV di Indonesia, yakni TV One atau Channel 616 yang menyiarkan acara-acara muslim di Amerika.
Bagi yang memiliki berlangganan televisi kabel, yang paket biasa mungkin bisa menyaksikkannya pada Channel 77 atau 55-57 pada pagi hingga sore. Jika malam hari harus memiliki Paket khusus/ permium. Mendekati persimpangan sebelah kiri dari podium, penulis melihat counter muslim India yang penuh dengan Pakaian muslim dengan ciri khas india, perhiasan dan juga brosur-brosur promosi.
Ditengah taman dibangun Podium tempat para Pemuka-pemuka dan tokoh-tokoh Muslim Amerika yang merupakan wakil-wakil dari organisasi Islam yang ada di Amerika. Mereka secara bergantian menyampaikan ceramah yang mengangkat soal pandangan negatif orang-orang Amerika tentang muslim, Pembangunan Masjid di Ground Zero serta harapan menuju kebaikkan untuk masa yang akan datang yang bisa menciptakan manusia-manusia yang beriman dan bertaqwa.
Sebagai salah satu kota Megametropolitan, New York city adalah kota penting, pusat dari Perekonomian dan bisnis di dunia serta aktivitas budaya. Penduduk kota New York dipenuhi oleh berbagai etnis dari seluruh dunia. Seperti, Irlandia, Italia, Latin, Afro-Amerika, Asia, Katolil, Yahudi, Muslim dan sebagainya. Jauh sebelum 1984, hampir semua etnis merayakan tradisi dan kebudayaan mereka dalam suatu acara atau dalam bentuk lainnya. Seperti, festival jalanan budaya, parade dan sebagainya.
Namun, dari serangkaian aktivitas tersebut, hanya beberpa orang Muslim yang tidak ikut ambil bagian. Maka pada 1984, beberapa orang 'Brothers' mengadakan pertemuan dan mendiskusikan masalah tersebut, karena begitu banyak pertunjukan budaya dan parade yang ada dan mereka mendemostrasikan keanekaragaman, keindahan kebudayaan mereka yang berbeda satu sama lainnya, tapi begitu indah melengkapi kebudayaan dunia.
Berangkat dari ide tersebut maka perkumpulan Muslim juga harus mendemostrasikan dan ikut serta dalam meramaikan aktivitas budaya tersebutuntuk menunjukkan eksistensi warga Muslim Amerika dalam menanamkan tradisi dan memberikan contoh serta melestarikan ajaran Islam sampai ke generasi penerus.
Ketika itu badan resmi yang merepresentasikan organisasi Muslim di Amerika belum ada, maka dibentuklah Lembaga Muslim di Amerika (Muslim Foundation of America/ MFA Inc), yang dipelopori oleh Late Zakaullah Pirzada, Late Imam Qasim Bakiruddin, Late Dr. Abdul Quddus, Abdul Mohammad A Munim, Dr. Shafi Bezzar, dan Dr. Rashid Jafar. MFA Inc adalah organisasi nonprofit yang menyelenggarakan parade muslim pertama pada 1985. Sejak itu berlanjut sampai sekarang yang diadakan setiap tahunnya pada minggu terakhir bulan september. Parade dan Bazaar yang diadakan me-representasikan banyakanya muslim yang ada di New York dan budaya mere (dari berbagai latar belakang negaranya).
Suatu Tantangan berat dalam mendidik generasi penerus Muslim yang mengerti, memahami dan menjalankan agamanya di negara yang mayoritas nonmuslim. Karena lingkungan ataupergaulan, kebudayaan (situasi dan kondisi) tidak mendukung atau banyak yang berlawanan dengan ajaran agama, godaan duniawi begitu besar. Namun itu semua berpulang kepada pribadi masing-masing. Sebagai manusia, tugasnya adalah bersama menjaga, mendidik dan melestarikannya untuk jiwa-jiwa penerus. Parade muslim adalah salah satu jalan atau cara untuk menghidupkan dan mengalakkan ajaran Islam.