Sabtu 03 Jul 2010 16:19 WIB

Syafii Maarif: Sistem Pendidikan Islam Perlu Diubah

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA--Cendekiawan Islam yang juga mantan Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Syafii Maarif menegaskan, sistem pendidikan Islam perlu diubah ke arah yang lebih baik sebagai cara untuk memerangi kemiskinan yang masih menghinggapi Bangsa Indonesia.

"Sistem pendidikan Islam harus diubah secara radikal agar memiliki visi ke depan dan mampu memberikan pencerahan," kata Syafii dalam Seminar Internasional Memperkuat Sinergi antar-Pergerakan Perempuan untuk Memerangi Kemiskinan dan mencapai Sasaran Pembangunan Millenium di Yogyakarta.

Menurut dia, sistem pendidikan Islam termasuk sistem pendidikan yang dikembangkan oleh sekolah-sekolah di bawah naungan Muhammadiyah masih belum memberikan ruang kreatifitas dan keingintahuan pelajar.

Ia menyatakan, sistem pendidikan perlu benar-benar menyasar langsung ke masyarakat di bawah, dan bukan seperti saat ini yang masih mengawang-awang.

"Kondisi demikian, memang banyak ditemui di sebagian besar sekolah yang berada di dunia Islam. Begitu pula dengan Muhammadiyah belum memberikan alternatif," lanjutnya.

Syafii menegaskan, tanpa adanya perubahan mendasar dalam sistem pendidikan Islam, maka seluruh upaya untuk memerangi kemiskinan tidak akan pernah efektif.

"Al Quran pro pada kaum miskin, tetapi anti-kemiskinan. Di dalam kitab suci pun ditegaskan bahwa orang harus mau mengubah nasibnya sendiri agar lebih baik," lanjutnya.

Hulunya Kesehatan dan Pendidikan

Sementara itu, Utusan Khusus Presiden untuk tujuan pembangunan milenium (MDGs) Nila F Moeloek, menyatakan, hulu dari pembangunan manusia adalah kesehatan dan pendidikan yang akan mewujudkan kesejahteraan ekonomi.

"Saat ini, kondisi kesehatan dan pendidikan kaum perempuan masih kalah dibanding kaum laki-laki. Padahal, kaum perempuan memegang peran yang cukup banyak di sejumlah bidang kehidupan," katanya.

Pendidikan untuk kaum perempuan, lanjut dia, masih cukup memprihatinkan, dengan persentase kaum perempuan yang menikmati pendidikan dasar hingga menengah adalah 60 persen lebih.

Kaum perempuan juga cukup rentan dengan sejumlah permasalahan seperti banyaknya angkatan kerja, kemiskinan, putus sekolah, buta huruf, rendahnya daya saing dan kekerasan domestik.

"Karenanya, sudah saatnya seluruh masyarakat berpikir holistik agar di masa yang akan datang, Indonesia terbebas dari kemiskinan," katanya.

 

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement