REPUBLIKA.CO.ID, SERAJEVO--Runtuhnya komunisme di Eropa timur, memberi pengaruh positif bagi perkembangan Islam di wilayah tersebut. Dinamika Islam di Bosnia menjadi salah satu buktinya. Begitu komunisme runtuh, wajah Islam di Bosnia menjadi terlihat lebih dominan. Fakta ini diungkapkan oleh Harun Karcic, peneliti Universita Bologna yang baru merampungkan risetnya soal kebangkitan Islam di Bosnia.
Menurut dia, ada dua faktor lain selain runtuhnya komunisme yang menjadikan Islam bangkit di wilayah tersebut. "Kereuntuhan komunisme di tahun 1991, itu jelas menjadi faktor utama," tulis dia di situs media asal Turki, Zaman. Rezim komunis di masa lalu memberi banyak pembatasan bagi warga setempat untuk menjalankan ekspresi keagamaannya.
Dua faktor selain runtuhnya komunisme, kata dia adalah, pembantaian dan globalisasi. Perang yang menghancur leburkan Bosnia dan merenggut banyak nyawa umat Islam menjadi pemicu besar bagi bangkitnya kembali Islam di wilayah tersebut. "Orang-orang kaya dari Timur Tengah menggelontorkan banyak dana untuk membangun masjid di Bosnia," kata Karcic.
Sedangkan globalisasi, dinilainya, menjadi salah satu alasan terjadinya transfer pengetahuan dan informasi tentang Islam secara deras. Hal ini, imbuh Karcic, mendorong tumbuhnya kesadaran baru tentang Islam di wilayah tersebut. Apalagi saat pembantaian terhadap rakyat Bosnia berlangsung, respons paling kuat muncul dari negara-negara Islam. Ini, kata Karcic, bisa terjadi akibat efek globalisasi.
Kondisi ini sangat berbeda jauh dibanding saat rezim komunis berkuasa sebelum tahun 1990-an. Waktu itu, masjid maupun madrasah-madrasah ditutup secara paksa oleh rezim komunis. Dua bangunan tersebut merupakan simbol yang sangat penting bagi tumbuhnya dinamika Islam. Penutupan masjid dan madrasah ini berpengaruh secara langsung bagi surutnya dinamika Islam di Bosnia.