Oleh KH A Hasyim Muzadi
Periode yang paling membanggakan dalam konteks perkembangan Islam adalah zaman ketika Baginda Nabi Muhammad SAW masih hidup. Saat itulah bermunculan para pembela Islam sejati, para sahabat paling setia, para penjaga Alquran paling tepercaya, dan para syuhada paling menakjubkan. Itulah pencapaian paling agung yang lahir berkat kepemimpinan Nabi SAW yang agung.
Mengenai ini, banyak hadis, atsar, serta laporan para sahabat dan tabiin yang saleh sampai kepada kita. Bahkan, Nabi SAW kerap kali membanggakan para sahabatnya: orang-orang saleh yang juga menjadi kebanggaan kita semua. Kalau para sahabat memiliki tingkat keimanan yang menjulang, boleh jadi akan ada yang berdalih bahwa itu semata karena 'tangan' Rasulullah yang selalu menebarkan berkah.
Rasulullah, para malaikat, para penghuni langit, serta segenap makhluk hidup memang membanggakan mereka. Karena itu, kita selalu berharap mendapatkan keberkahan ketika menyebut nama Baginda Rasulullah serta para sahabatnya.
Lalu, apakah dengan demikian telah hilang peluang bagi kita untuk merasa 'dekat' dengan Rasulullah supaya kita bisa merasakan manisnya keimanan? Sekali waktu, Rasulullah memberi penjelasan kepada para sahabatnya soal golongan manusia yang beliau sebut sebagai saudara terkasih dan terus ditunggu oleh beliau.
Mereka lalu bertanya, bukankah mereka adalah para sahabat terdekat beliau dan karena itu merupakan saudara-saudara terkasihnya? Rasulullah menyangkal para sahabat sambil menjawab, mereka semua adalah sahabat-sahabat terbaik dan terdekatnya. Namun, mereka bukanlah para saudara terkasih yang tengah ditunggu-tunggu dan dirindukannya.
Rasulullah lalu menjelaskan bahwa keimanan 'saudara terkasih' itu sangat menakjubkan dibandingkan kualitas keimanan makhluk lainnya. Keimanan mereka berbeda dengan keimanan para malaikat, tidak sama dengan keimanan para nabi dan rasul, serta berbeda dengan keimanan para sahabat Rasulullah.
Keimanan para malaikat tentu menakjubkan karena mereka mengelola dinamika alam semesta sesuai perintah Allah. Keimanan para nabi dan rasul juga menakjubkan karena mereka selalu berurusan dengan para malaikat yang mulia. Dan, keimanan para sahabat tentu juga menakjubkan karena mereka menyaksikan mukjizat dan bergaul dengan Rasulullah.
"Akan tetapi, keimanan manusia yang paling menakjubkan adalah mereka yang datang setelahku, lalu beriman kepadaku. Mereka tidak menyaksikanku, tetapi membenarkan kenabian dan kerasulanku. Merekalah saudara-saudaraku." Hadis ini diriwayatkan oleh sahabat, Ibnu Abbas RA.