Rabu 21 Jun 2017 17:17 WIB

Baznas Imbau Pemudik Ikut Berdayakan Desa

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Dwi Murdaningsih
 Sejumlah calon pemudik menanti kedatangan kereta di Stasiun Gambir, Jakarta, Rabu (21/6).
Foto: Republika/Rakhmawaty La'lang
Sejumlah calon pemudik menanti kedatangan kereta di Stasiun Gambir, Jakarta, Rabu (21/6).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) mengimbau para pemudik untuk ikut memberdayakan desa melalui gagasan dan dana yang disiapkan untuk merayakan Idul Fitri ‎1438 Hijriah. Masyarakat diharapkan dapat memahami mudik bukan cuma sebagai agenda tahunan, melainkan kegiatan bernilai ekonomi.

Direktur Koordinasi Pengumpulan, Komunikasi dan Informasi Zakat Nasional Baznas, Arifin Purwakananta mengatakan, hampir sepanjang tahun perputaran ekonomi cuma di kota. Akibatnya, roda perekonomian tidak merata, sehingga pada momen mudik lebaran geliat ekonomi diharapkan dapat merata hingga desa.

"Mudik, selain menjadi momen sosial budaya, tapi juga menjadi momen peningkatan ekonomi, yakni berupa bergesernya perputaran uang dari kota tempat masyarakat bekerja ke desa kampung halaman," kata Arifin di konferensi pers Mudik Berkah Diawali Sedekah, Rabu (2‎1/6).

Data Kementerian Perhubungan, tahun ini diperkirakan sebanyak ‎19 juta orang akan meninggalkan kota-kota besar menuju kampung halamannya. Jumlah ini akan naik sekitar 4,8 persen dari jumlah pemudik tahun lalu, dan dari jumlah itu Bank Indonesia (BI) memperkirakan kebutuhan dana mudik mencapai ‎167 triliun rupiah.

Baznas memperkirakan pemudik akan membelanjakan dana kepada UKM untuk berbagai kebutuhan mudik dan lebaran senilai 60,‎12 triliun yaitu 36 persen. Dana sosial yang dibawa selama mudik dan lebaran sebesar 48,9 triliun atau 29 persen, sedang sisanya sebesar 57,89 triliun atau 34 persen.

Sisa itu termasuk belanja sektor transportasi, komunikasi dan lain-lain ke perusahaan besar atau perusahaan negara. Dari dana sosial sebesar 48,9 triliun itu, Baznas memprediksi pemudik di tahun ini akan menghabiskan lebih dari 52 persen  atau senilai 25,4 triliun di kampung halaman.

Selebihnya, lanjut Arifin, akan dihabiskan sebagai dana sosial di kota, dan dari jumlah tersebut Baznas berharap dana 25,4 triliun dapat dimanfaatkan pemudik untuk membantu berbagai kebutuhan sosial masyarakat di kampung halaman. Hal itu bisa diwujudkan lewa kegiatan produktif atau bantuan sosial.

"Bantuan sosial diharapkan dapat berupa kegiatan produktif atau bantuan sosial lainnya yang memberdayakan, tidak mendorong budaya konsumtif dan berkelanjutan," ujar Arifin.

Baznas mendorong agar masyarakat memberi arti mudik sebagai alat bagi keberdayaan desa dan kampung halaman. Devisa mudik berupa dana belanja bagi UKM, juga donasi sosial untuk bantu berbagi kebutuhan sosial di kampung halaman. Lewa sedekah, diharapkan perjalanan mudik membawa berka bagi kehidupan orang-orang sekitar.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement