Kamis 30 Jul 2015 17:03 WIB

ACT Bantu Masyarakat Aceh Tangani Pengungsi Rohingya

 Seorang imigran Rohingya dan Bangladesh berdoa usai melaksanakan Salat Id, di Medan, Sumatera Utara, Jumat (17/7). (Antara/Septianda Perdana)
Seorang imigran Rohingya dan Bangladesh berdoa usai melaksanakan Salat Id, di Medan, Sumatera Utara, Jumat (17/7). (Antara/Septianda Perdana)

REPUBLIKA.CO.ID, LHOKSUMAWE -- Direktur Perencanaan Strategis ACT, Sri Eddy Kuncoro, mengatakan, pihaknya sudah menyiapkan program pemberdayaan masyarakat lingkungan. “Kami sudah berkomitmen untuk memberdayakan masyarakat lingkungan. Program penanganan Rohingya menjadi pintu masuk bagi kami untuk membantu masyarakat Aceh yang berada di sekitar shelter,” katanya.

Beberapa waktu lalu, kata Eddy, pihaknya sudah melakukan pendataan terhadap potensi sejumlah desa yang berada di sekitar shelter. “Data tersebut sedang digodok untuk kemudian diputuskan program yang paling tepat bagi pengembangan masyarakat pedesaan.  Kami akan jalankan program pemberdayaan ini secara bersamaan,” kata Eddy.

Di dalam komplek ICS yang berdiri di atas lahan 5 hektar itu tersebut, ACT telah membangun 120 unit shelter yang terbagi dalam 15 blok, dilengkapi dengan 46 pintu MCK, dan 2 unit kelas belajar serta satu klinik kesehatan di atas lahan seluas 1 hektar. Di luar itu juga dilengkapi dengan taman bermain anak-anak, masjid merangkap aula pertemuan, taman dan fasilitas air bersih.  Lahan sisa menurut rencana akan digunakan untuk program-program pemberdayaan bagi pengungsi dan masyarakat Blang Adoe di sekitar ICS.

Sebelumnya, Bupati Aceh Utara, Muhammad Thaib meinginstruksikan jajarannya, agar segera merelokasi pengungsi muslim Rohingya ke Integrated Community Shelter/ICS  yang dibangun Aksi Cepat Tanggap (ACT) di Desa Blang Adoe, Kecamatan Kuta Makmur, Aceh Utara, Rabu (29/7).

 

Instruksi tersebut disampaikan Bupati di Masjid Arakhan Kompleks ICS pada acara Halal Bihalal antara Relawan Peduli Rohingya bersama tokoh masyarakat, tokoh Majelis Permusyawaratan Ulama Aceh Utara Teungku Haji Nuruddin Taib dan 10 orang perwakilan pengungsi Rohingya yang hingga saat ini masih ditempatkan di Gedung Balai Latihan Kerja (BLK) Kabupaten Aceh Utara.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement