Kamis 07 Sep 2017 16:42 WIB

Carolyn Erazo: Islam, Agama yang Masuk Akal

Mualaf (ilustrasi)
Foto: AP PHOTO
Ramadhan di Amerika/Ilustrasi

Keinginan Erazo untuk melakukan konversi tak tertahankan lagi. Tapi, ia merasa belum siap. "Bagaimana saya menjelaskannya? Tidak ada yang mengerti. Mayoritas di lingkungan saya mengatakan, Islam tidak sesuai dengan identitas kami," kata Erazo, yang berkulit putih ini.

Hati dan pikirannya terbuka untuk Islam, tapi ia masih belum memutuskan tekad. Ia membuat seribu satu alasan mengapa ia tak bisa. Termasuk, soal ibadah Ramadhan. Ia takut akan kewajiban puasa itu.

Erazo ingat dengan jelas apa yang dikatakan imam Abdul Lateef ketika ia mengungkapkan kekhawatirannya. "Sister, Ramadhan seharusnya tidak menakut-nakutimu. Saya jamin, Anda akan bersyahadat sebelum Ramadhan berakhir," kata dia. Tebakan imam Abdul Lateef benar! Dua pekan selepas Ramadhan, Carolyn Erazo bersyahadat.

Ia begitu gugup saat memasuki masjid untuk bersyahadat. Perasaannya tidak terlukiskan. Malam itu juga, ia menelepon Abdul Lateef. Imam itu hanya tertawa kecil. Ia percaya Erazo tinggal menunggu momentum.

Juni 2015 ini, tepat tiga tahun Erazo masuk Islam. Perempuan itu mengakui, seseorang tidak mungkin bisa hidup tanpa keyakinan dan iman. Ia mulai aktif di berbagai forum mualaf. "Saya akan terus belajar memberikan respons-respons cerdas terhadap semua sentimen anti-Muslim yang dilemparkan pada saya," ucapnya yakin.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement