Senin 12 Mar 2018 23:01 WIB

Pengurus GNPF Ulama Diubah, Bachtiar Nasir tak Jabat Ketum

Salah satu alasan pergantian karena kegiatan Bachtiar Nasir sangat padat.

Rep: Novita Intan/ Red: Budi Raharjo
Bachtiar Nasir
Foto: Republika/ Wihdan
Bachtiar Nasir

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Pada tahun ini Gerakan Nasional Penyelamat Fatwa Ulama (GNPF) Ulama merombak kepengurusan. Pergantian kepengurusan ini dilakukan atas dasar kesepakatan musyawarah anggota.

Ketua Umum GNPF Ulama, Ustad Yusuf Muhammad Martak mengatakan perombakan ini semata-mata untuk memaksimalkan kinerja organisasi karena adanya penistaan agama. Sekaligus adanya perubahan sistem kepemimpinan di mana sistem kolektif kolegial akan lebih merangkul semua elemen organisasi.

"Kami ingin siasati efektifitas kerja saja. Tidak ada alasan spesifik Bactiar Nasir (Mantan Ketum GNPF) karena mekanisme kepimpinan sistemnya berubah," ujarnya saat konferensi pers di Jakarta, Senin (12/3).

"Jadi begini kalau bentuknya berbeda seperti biasanya menjadi presidium agar lebih leluasa sifatnya kolektif kolegial jadi pengurus yang lain mempunyai suara dengan hak yang sama," ucapnya.

 

Ia menjelaskan, salah satu alasan pergantian Bachtiar Nasir sebagai ketua adalah kesibukan. Bachtiar disebut mempunyai agenda yang sangat padat.

"Beliau aktif masalah Palestina dan segala macam. Salah satu dari beliau (faktor pergantian), melihat aktivitas beliau, jadi banyak kesibukan beliau," ucapnya.

Menurutnya, Bachtiar kini menjadi salah satu anggota Dewan Pembina. Saat ini GNPF Ulama masih membutuhkan sosok Bachtiar yang telah berkontribusi di organisasi di bawah Habib Rizieq ini.

"Jadi dia (Bachtiar) menjadi pembina di bawah Habib Rizieq. Kami tidak mau kehilangan Bachtiar juga. Kepengurusan ini periodenya satu sampai dua tahun saja," ungkapnya.

Tak hanya posisi ketua umum, Sekjen GNPF Ulama Munarman juga diganti. Posisi sekjen kini dijabat Muhammad Al Khaththath.

Ia pun kembali menjelaskan, bahwa GNPF didirikan setelah adanya penistaan agama oleh Basuki Tjahaja Purnama, di mana permintaan kepolisian sendiri akan menyatakan ini adalah penistaan jika ada fatwa dari Majelis Ulama Indonesia (MUI) setelah itu dibentuklah GNPF MUI.

"Setelah berjalan waktu dengan berjuang kita mendapat bonus terpilihnya pemimpin muslim di Jakarta. Perjuangan kita belum berakhir dan tidak akan ada henti-hentinya," ucapnya.

"Berkat pertolongan Allah saat ini kita masih diberikan kekuatan, Istiqomah dan kesabaran dengan adanya upaya kriminalisasi dan memojokkan umat Islam," jelasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement