Senin 05 Mar 2018 15:43 WIB

Keadaan Manusia pada Hari Kiamat, Seperti Apa?

Bayan Ahwal Nas, pada kitab ini dibicarakan keadaan manusia.

Rep: Erdy Nasrul/ Red: Agung Sasongko
Hari Kiamat (ilustrasi)
Foto: pulsk.com
Hari Kiamat (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Khazanah keilmuan Islam terdiri dari berbagai disiplin ilmu, seperti ilmu kedu iaan: matematika, kimia, fisika, dan berba gai disiplin ilmu yang berkembang sejak era sebelum Islam. Selain itu, ajaran Islam juga menjadi pengingat manusia bahwa ada kehidupan setelah dunia.

Jika mati, manusia akan menjalani ke hidupan lain yang lebih berat lagi, yang menjadi pertanggungjawaban amal perbuatan selama di dunia. Pengetahuan seperti itu dibahas oleh Izzuddin bin abdissalam (al-Izz) dalam karyanya Bayan Ahwal Nas.

Kitab ini membicarakan keadaan manusia pada hari kiamat. Seperti apa kondisi mereka, apa yang dilakukan malaikat, benda-benda, dan seperti apa panas dan menyakitkannya siksa neraka. Hal tersebut digambarkan berda sarkan dalil naqli.

Siksa dan azab Allah juga dibahas dalam kitab al-Kabair karangan Syamsuddin az-Zahabi. Namun, Bayan Ahwal Nastak melulu membahas hal tersebut.

Yang menjadi fokus al-Izz dalam kitab ini adalah kehidupan setelah dunia yang selama ini tak banyak diketahui atau bisa juga manusia selama ini kerap mengabaikannya, karena terlena dengan kenikmatan dunia yang hanya sesaat.

Kitab Bayan Ahwal yang langka ini pertama kali ditemukan hanya tersisa satu manuskrip. Tak ada manuskrip tan dingannya, meskipun sudah ditelusuri di berbagai sumber tulisan tentang pria bergelar sulthanul ulama(raja para ulama).

Manuskrip ini pertama kali dite mukan di Darul Kutub al-Mishriyah ber nomor 35 dengan dua bentuk: pertama mikrofilm dengan nomor 11366. Lainnya berbentuk buku di perpustakaan al-Asad al-Wathaniyah.

Penyunting kitab tersebut, Iyad Khalid at-Tiba', menjelaskan, manuskrip tersebut berasal dari dua orang. Per tama adalah Ali bin Ismail al-Makhzumi. Nama lengkapnya Nuruddin Abul Hasan Ali bin Ismail bin Quraisy alMakh zumi. Pria kelahiran 652 M ini pernah mendengar sejumlah perkataan ulama, salah satunya al-Izz. Ali diketahui tutup usia pada tahun 732.

Yang kedua adalah Ibrahim bin Ali al-Khaimi. Nama lengkapnya Majduddin Abu Ishaq Ibrahim bin Ali bin alKhaimi. Dia banyak mendengar tentang al-Izz dari ulama seperti ar-Rasyid alAttar dan Ibrahim bin Mudhir, dan selain keduanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement