Ahad 26 Nov 2017 04:47 WIB

Menutup Toko pada Waktu Shalat, Mengapa?

Rep: Mgrol97/ Red: Agus Yulianto
Adzan
Adzan

REPUBLIKA.CO.ID, Perniagaan di era global kini, tak lagi mengindahkan seruan (panggilan) Allah SWT. Betapa tidak, kala muadzin mengumandangkan azan, mereka tetap sibuk melayani pembeli.

Dikisahkan dari Buku yang berjudul “Himpunan Fadhilah Amal” karya Maulana Muhammad Zakariyya al-Kandahlawi Rah.a. bahwa pada suatu hari Ibnu Umar ra pergi ke pasar dan tibalah waktu shalat berjamaah. Maka, setiap pemilik toko langsung menutup tokonya dan segera pergi ke masjid.

Ibnu Umar ra berkata, mereka adalah orang-orang yang difirmankan Allah. "Laki-laki yang perniagaan dan jual beli mereka tidak melalaikan mereka dari mengingat Allah, dan dari mendirikan shalat, dan berzakat. Mereka takut kepada suatu hari yang hati dan penglihatan menjadi goncang." (QS. An-Nur:37)

Ibnu Abbas ra berkata, “Mereka sangat sibuk dengan perniagaan dan jual beli, tetapi jika terdengar suara azan, mereka segera meninggalkannya dan pergi ke masjid.” Ia juga berkata, “Demi Allah, mereka adalah para pedagang, tetapi perdagangan mereka tidak melalaikan mereka dari mengingat Allah SWT.”

Suatu ketika, Abdullah bin Mas’ud ra pergi ke pasar, lalu terdengarlah adzan. Ia melihat setiap orang meninggalkan barangnya dan bersegera ke masjid. Ia berkata, “Mereka inilah orang yanng telah difirmankan Allah; Laki-laki yang perniagaan dan jaul beli mereka tidak melalaikan mereka dari mengingat Allah, dari mendirikan shalat dan berzakat.” (QS. An-Nur: 37)

Nabi SAW bersabda, “Ketika seluruh manusia dikumpulkan di satu tempat pada hari Kiamat, Allah berfirman, ‘Siapakah yang selalu memuji Allah ketika senang dan susah?’ Maka, sekumpulan manusia akan bangkit dan masuk ke surga tanpa hisab. Lalu diumumkan lagi,  “Siapakah yang meninggalkan tempat tidurnya dan menghabiskan malamnya dengan  beribadah kepada Allah dengan takut dan harap?” Maka sekumpulan manusia bangkit dan masuk surga tanpa hisab.

Lalu diumumkan lagi, “Siapakah yang perniagaannya tidak menghalanginya dari mengingat Allah?” Maka, sekumpulan manusia bangun dan masuk surga tanpa hisab. Setelah ketiga kumpulan itu masuk surga, maka dimulailah hisab terhadap manusia lainnya.” (Durrul-Mantsur).

Demikianlah sahabat yang tidak mengesampingkan shalat mereka. Dunia akhirat mereka lakukan dengan seimbang.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement