REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Moch Hisyam
Azan merupakan salah satu syiar Islam yang paling sering kita dengar setiap hari. Tidaklah berlalu satu hari pun dari kehidupan kita kecuali ada kumandang azan dari seorang muazin yang kita dengar dari masjid, mushala, maupun surau yang dekat dengan keberadaan kita sebagai pemberitahuan bahwa waktu shalat sudah tiba.
Azan sendiri secara bahasa bermakna al-‘ilam yang berarti pengumuman atau pemberitahuan. Adapun secara syar’i azan adalah pemberitahuan masuknya waktu shalat dengan lafaz-lafaz yang khusus. (Al Mughni, 2: 53, Kitabush Shalat, Bab Adzan. Dinukil dari Taisirul Allam, 78). Sedangkan yang mengumandangkan azan disebut muazin.
Sebagai orang beriman, sudah selayaknya menghormati, mengagungkan, dan memperhatikan azan karena pada hakikatnya azan merupakan panggilan Allah SWT agar kita segera mendatangi rumah-Nya untuk melaksanakan ibadah shalat secara berjamaah. Dalam ajaran Islam, azan memiliki keutamaan. Keutamaan yang menunjukkan bahwa azan merupakan sesuatu yang harus kita agungkan, bukan malah merendahkannya.
Di antara keutamaan azan pertama, kalimat-kalimat yang ada di dalam azan adalah kalimat yang abadi. Tidak akan ada yang berani mengubah kalimatnya sampai kapan pun. Kalaupun ada yang berani merubahnya pastilah tidak akan bertahan lama dan pasti orang-orang yang beriman akan melakukan amar makruf nahi mungkar dengan tanggannya, lisan, dan hatinya.
Kedua, mengandung pahala yang besar. “Seandainya orang-orang mengetahui pahala yang terkandung pada azan dan shaf pertama, kemudian mereka tidak mungkin mendapatkannya kecuali dengan cara mengadakan undian atasnya, niscaya mereka akan melakukan undian.” (HR Bukhari dan Muslim).
Ketiga, mengusir setan. “Apabila azan untuk shalat dikumandangkan, setan melarikan diri terkentut-kentut sampai tidak mendengar azan.” (HR Bukhari dan Muslim).
Selain itu, bagi orang yang mengumandangkannya (muazin) pun akan meraih kebaikan dan keutamaan. Di antara keutamaan dan kebaikan yang akan didapat muazin saat mengumandakan azan, pertama mendapatkan ampunan Allah SWT dan dibangga-banggakan oleh-Nya.
“Tuhanmu takjub kepada seorang penggembala domba di puncak bukit gunung, dia mengumandangkan azan untuk shalat lalu dia shalat. Maka Allah SWT berfirman, ‘Lihatlah hamba-Ku ini, dia mengumandangkan azan dan beriqamat untuk shalat, dia takut kepada-Ku. Aku telah mengampuni hamba-Ku dan memasukkannya ke dalam surga.” (HR Abu Dawud dan an-Nasa’i)
Kedua, menjadi orang yang dipercaya Allah SWT. “Imam adalah penjamin dan muazin adalah orang yang dipercaya.” (HR Abu Dawud dan Tirmidzi).
Ketiga. Mendapat doa dari Rasulullah SAW. “Semoga Allah meluruskan para imam dan mengampuni para muazin.” (HR Ibnu Hibban).
Keempat. Jalan meraih surga. “Kami pernah bersama Rasulullah SAW, lalu Bilal berdiri mengumandangkan azan. Ketika selesai, Rasulullah SAW bersabda, ‘Barang siapa mengucapkan seperti ini dengan yakin, niscaya dia masuk surga’.” (HR an-Nasa’i).
Subhanallah, betapa besar dan utamanya azan dan muazin. Oleh karena itu, bila ada seorang Muslim yang merendahkan kedudukan azan dan muazin sudah selayaknya beristighfar, bertobat, dan segera pelajari ihwal Islam, termasuk terkait azan agar tidak tenggelam dalam kekeliruan. Wallahu a'lam.