Senin 20 Nov 2017 14:45 WIB
Belajar Kitab

Tentara Mongol Musnakah Naskah al-Fihrist

Rep: Nashih Nasrullah/ Red: Agung Sasongko
Ilustrasi Kitab Kuning
Foto: Republika/Prayogi
Ilustrasi Kitab Kuning

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Tak sekadar memuat identitas, al-Fihrist juga mengupas biografi penulis buku yang dilengkapi dengan latar belakang keilmuan dan corak pemikiran serta ideologi pengarangnya. Tak jarang, Ibnu an-Nadim mengupas panjang lebar biografi seorang tokoh tersebut.

Inilah mengapa selain dikenal sebagai kitab katalog, al-Fihrist juga dielu-elukan sebagai salah satu kitab biografi yang sangat bergengsi kala itu. Sebagai bukti, pada banyak kesempatan, Imam as-Syahrastani sering mengutip kitab al-Fihrist sebagai rujukan penulisan mahakaryanya, /al-Milal wa an-Nihal, sehingga wajar kalau muncul kesan al-Fihrist-lah referensi utama yang dirujuk as-Syahrastani.

Sayangnya, sebagian besar naskah al-Fihrist yang sekarang telah ramai dicetak tidak sempurna dan banyak cacat. Sebagian ada yang hilang dan terdapat juga halaman yang blank alias tidak ada teksnya sama sekali. Bahkan, pada 1258 M, ketika tentara Mongol melakukan serangan besar-besaran ke Baghdad, berbagai perpustakaan yang menyimpan macam-macam buku pengetahuan, termasuk kitab al-Fihrist juga turut dimusnahkan.

Karena itu pula, Gostav Valougel, seorang orientalis berkebangsaan Jerman, tidak bisa memastikan akurasi dan validitas kitab dari dua naskah yang diambil di perpustakaan Paris dan Leiden tatkala menerbitkan al-Fihrist untuk kali pertama pada 1872.

Indikasi ini juga diperkuat dengan keberadaan tambahan-tambahan atau sisipan bab yang baru dinisbatkan ke bagian kitab berabad-abad setelah Ibn an-Nadim meninggal dunia. Misalnya, cetakan Kolumbia 1970 yang memasukkan 12 bab, sembilan kitab tentang unsur-unsur parfum, 11 kitab tentang masak-memasak, dan 11 kitab tentang apotek.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement