Jumat 17 Nov 2017 17:09 WIB

IIEE Perkenalkan Pendidikan Islam Ala Indonesia

Rep: Rahmat Fajar/ Red: Agung Sasongko
Pesantren
Foto: Arief Priyoko/Antara
Pesantren

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktorat Jenderal Pendidikan Islam (DirjenPendis) Kementerian Agama akan menggelar International Islamic Education Expo(IIEE) pada 21-24 November 2017, di Convention Exhibition (ICE) BSD, Tangerang Selatan. Berbagai kegiatan akan berlansung, yaitu pameran pendidikan Islam daridalam dan luar negeri, Seminar Internasional Tahunan tentang Studi Islam, Deklarasi Jakarta, Apresiasi Pendidikan Islam, Seminar Internasional tentang Studi Pesantren, dan Kompetisi Robotik Madrasah.

Direktur Guru dan Tenaga Pendidikan Kemenag, Prof Suyitno, mengatakan, IIEE yang pertama ini ingin isu pendidikan Islam Indonesia bisa dikenal luas oleh publik. Pasalnya, tentang hal ini Indonesia mempunyai akar sejarah yang kuat.

"Dalam sejarah sebelum republik ini lahir persoalan pendidikan Islam begitu kuat di masyarakat, Islam Private School di handle oleh sesepuh, kiai, " ujar Suyitno saat bersilaturahim ke Kantor Republika, Jumat(17/11).

Suyitno menjelaskan, IIEE yang mengangat tema Pendidikan Islam Indonesia untuk Perdamaian Dunia agar pendidikan Islam Indonesia menjadi kiblat di masa akan datang. Sebab, sejauh ini hanya berkiblat terhadap Timur Tengah dan dalam kurun waktu tertentu barat sempat menjadi rujukan. Sehingga, banyak tokoh-tokoh penting yang belajar tentang Islam ke Timteng dan barat.

Menurut Suyitno, kelebihan pendidikan di Barat kuat dari segi metodologis. Sedangkan Timteng memiliki kelebihan dalam hal konten. Indonesia, lanjut Suyitno, menginginkan menggabungkan keduanya.

"Pendidikan Islam Indonesia harus mengusung kontennya penting, metodologinya juga penting. Artinya kita meramu bagaimana Islam kedepan kiblatnya tidak hanya ke Timur Tengah yang tidak kondusif di tambah dibarat juga tidak kondusif. Oleh karena itu kita ingin mengusung tema ini agarmenjadi alternatif baru. Jadi kalau belajar Islam di Indonesia. Islam yangmenjembatani persoalan yg metodologis, di sisi lain materi, kata Suyitno.

Kemudian dari tema tersebut Kemenag juga ingin memperkenalkan Islam moderat kepada dunia. Dimana banyak tokoh-tokoh Indonesiayang karyanya masyhur di negara-negara Timur Tengah seperti Syekh Nawawi Al-Bantani.

"Tapi itu kurang publikasi. Kita jarang dibaca. Kita kurangmempublikasi itu,"Suyitno menambahkan.

Selanjutnya, Suyitno memperkirakan ke depan akan banyak orang di dunia yang merindukan Islam yang damai. Indonesia, menurutnya, bisa menawarkan kebutuhan tersebut. Sebab, Islam di Indonesia tidak menafikan budayanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement