Jumat 20 Oct 2017 16:15 WIB
Belajar Kitab

Menguak Rahasia Khusyuk

Rep: Nashih Nasrullah/ Red: Agung Sasongko
shalat tahajud/ilustrasi
shalat tahajud/ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Shalat tak sekadar ritual dan rutinitas yang diawali dengan takbir dan ditutup dengan salam. Lebih dari itu, shalat adalah ikhtiar seorang hamba untuk menundukkan seluruh raganya. Penundukan itu berfokus pada penaklukan hati yang dapat mengarah pada ketenangan jiwa.

Jiwa yang tenang inilah yang sejatinya akan meredam nafsu. Konon, nafsu amarah itu jika tidak diredam, dapat menguasai dan merajai anggota tubuh.

Ketenangan jiwa tatkala menjalankan shalat lebih dikenal dengan istilah khusyuk. "Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan mungkar." (QS al-Ankabuut [29]: 45).

Al-Hafidz Ibnu Rajab al-Hanbali (795 H) dalam sebuah kitabnya yang berjudul, al-Khusyu' fi as-Shalat, membedah dan menguak rahasia dan makna di balik kekhusyukan shalat.

Secara khusus, Ibnu Rajab menguraikan tema demi tema dalam kitabnya itu untuk menjelaskan tentang perkara yang berkaitan dengan shalat dan khusyuk.

Khusyuk diartikan Ibnu Rajab sebagai bentuk kelembutan hati yang tecermin dalam setiap tindakan. Menurut dia, pada hati ada poros utama bagi keseluruhan jasad seseorang.

Tatkala hati bersih, luruslah segala tindakan. Begitu juga sebaliknya, hati yang dikotori dengan tindakan nista dan dosa, akan menjadi buruk dan dapat menjerumuskannya pada perbuatan hina. Ketika hati rusak, rusaklah anggota jasad lainnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement