Rabu 26 Apr 2017 16:45 WIB
Belajar Kitab

Qami Al-Thughyan Kaji Masalah Keimanan

Rep: Syahruddin el-Fikri/ Red: Agung Sasongko
Ilustrasi Kitab Kuning
Foto: Republika/Prayogi
Ilustrasi Kitab Kuning

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Syekh Muhammad Nawawi bin Umar al-Jawi al-Bantani dikenal sebagai seorang ulama yang memiliki ilmu sangat luas. Hal ini dibuktikan dengan sejumlah karya-karyanya dalam berbagai disiplin ilmu agama. Mulai dari fikih, tafsir, akidah (tauhid), hingga dalam bidang tasawuf.

Tak kurang dari 40 judul kitab yang ditulis oleh ulama kelahiran Tanara, Banten, ini. Dan, kitab karya Syekh Nawawi al-Bantani dipelajari di lembaga pendidikan Islam (pesantren). Tidak hanya di Indonesia, tetapi juga hingga mancanegara. Karena itu, selain dijuluki sebagai Sayyid ulama al-Hijaz, Syekh Nawawi al-Bantani juga dijuluki sebagai 'Si Pena Emas' karena karyanya yang sangat banyak.

Salah satu karya Syekh Nawawi Al-Bantani adalah kitab Qami' al-Thughyan 'ala Manzhumah al-Syu'ub al-Iman. Kitab ini masuk dalam bidang tasawuf yang membahas tentang masalah keimanan.

Brockleman, seorang penulis dari Belanda mencatat, ada tiga karya Nawawi yang dapat merepresentasikan pandangan tasawufnya, yakni Misbah al-Zulam, Qami' al-Thughyan dan Salalim al Fudala. Sebenarnya, masih ada beberapa karya Syekh Nawawi al-Bantani dalam bidang tasawuf, di antaranya Maraqi al-'Ubudiyyah.

Kitab Qami' al-Thughyan ini sebenarnya merupakan syarah atas kitab Manzumat Syu'ub al-Iman karya Syekh Zainuddin bin Ali bin Ahmad asy-Syafi'i al-Kusyini al-Malibari. Di dalamnya, ditulis sebanyak 77 cabang iman.

Dalam berbagai literatur disebutkan tentang definisi iman. Dan, yang paling populer dari definisi iman itu adalah taqriru bi al-lisan wa tashdiqu bi al-qalbi wa'amalun bi al-arkan, yakni diucapkan oleh lisan, dibenarkan oleh hati, dan dilaksanakan dengan amal perbuatan.

Dari sini, kemudian para ulama merumuskan enam rukun iman, yakni percaya (iman) kepada Allah SWT, beriman pada malaikat-malaikat-Nya, rasul-rasulnya, kitab-kitab-Nya, iman kepada hari kiamat, dan iman kepada ketentuan (qadla dan qadar) Allah SWT.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement