Jumat 17 Feb 2017 09:07 WIB

Pemuda Muslim Dinilai Harus Rangkul Pola Pikir Moderat

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Agus Yulianto
Pendidikan Islam (Ilustrasi)
Foto: Republika/ Tahta Aidilla
Pendidikan Islam (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID,  MOSCOW -- Pendidikan Islam bagi anak-naka harus lebih terbuka. Para moderat pun didorong untuk mengajar pendidikan Islam dengan berpegang pada ajaran Nabi Muhammad SAW.

Itu diungkapkan Omar Ghobash, Duta UAE untuk Rusia dan penulis buku 'Surat untuk Seorang Pemuda Muslim' dalam seminar yang digelar Tamakkan dan BrandMoxie. Dia berharap, ada pendekatan yang lebih terbuka atas pendidikan Islam terhadap anak-anak.

Ghobash mendorong moderat dalam pemikiran keagamaan dan mengajar, terutama saat kekacauan politk terjadi dengan peuda Muslim yang paling rentan terhadap propaganda ekstrimis. Terlebih, propaganda itu belakangan semakin gencar dilakukan dengan teknologi.

"Salah satu pesan penting yang saya ingin sampaikan kepad anak-anak saya dan generasinya, tidak perlu merasa malu menjadi manusia yang bersikap atas hal-hal tertentu atau menyukai hal-hal lain," kata Ghobash seperti dilansir Gulf Today, Jum'at (17/2).

Senada, CEO BrandMoxie dan pendiri Tamakkan Sana Bagersh menilai, peluncuran buku Ghosbash tepat waktu karena pesannya penting untuk dunia saat ini. Dia merasa, pemuda Muslim membutuhkan bimbingan dan buku itu menyediakan saran yang logis dan sangat seimbang.

"Jalan tengah adalah benar-benar mengajar dengan berpegangan dengan Nabi Muhammad sendiri yang menganjurkan keseimbangan dan moderat dalam pikiran dan tindakan, serta menggambarkan Islam sebagai jalan tengah," ujar Bagersh.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement