Rabu 31 Aug 2016 16:00 WIB

Muslim Rusia Suarakan Perangi Radikalisme, Ekstremisme, dan Terorisme

Rep: Fuji Pratiwi/ Red: Agung Sasongko
Mufti besar Rusia, Ravil Gainutdin
Mufti besar Rusia, Ravil Gainutdin

REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Menyadari bahaya radikalisme, ekstremisme, dan terorisme, umat Islam di Rusia menyuarakan perlawanan terhadap tiga ideologi yang dinilai bertentangan dengan Islam itu. Rusia juga mengajak negara-negara Kawasan Eurasia untuk bekerja sama mencegah generasi muda Islam terseret dalam tiga ideologi itu.

Dalam satu sesi di konferensi Islam internasional di Cina, Ketua Dewan Mufti Rusia (MRC), Mufti Syekh Ravil Gaynutdin menjelaskan prinsip dan tradisi Muslim Rusia. Dalam sesi bertema 'Ide Jalan Tengah dalam Islam' itu, Mufti Gaynutdin menggambarkan bagaimana Muslim Rusia bertoleransi dan terlibat dalam bidang sains dan edukasi di Kawasan Eurasia.

Kesetiaan para leluhur komunitas Muslim Rusia pada Tanah Air, profesionalisme aktif dan keterbukaan sosial, menghormati agama, kepercayaan dan budaya lain berpangkal pada nilai Islam, terutama pada ajaran yang dipegang dan berkembang di Rusia, Mahzab Hanafi.

''Mahzab ini mengenal rasionalisme, pluralisme, integritas, toleransi, dan kemanusian yang mengizinkan para pengikutnya mengintegrasikan ini semua di masyarakat. Di saat yang bersamaan, pengikutnya juga harus tetap berpegang pada nilai Islam berdasarkan prinsip wasathaniyah (pertengahan),'' kata Mufti Gaynutdin di Urumqi, Cina seperti dilansir laman resmi Dewan Mufti Rusia (RMC) beberapa waktu lalu.

Para ulama lokal juga berperan dalam menumbuhkan nilai-nilai kemanusiaan, toleransi, dan pluralisme. Nilai-nilai ini berhasil pula mendorong munculnya aneka program yang dikembangkan komunitas Muslim di berbagai aspek, mulai dari edukasi hingga ekonomi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement