Kamis 14 Jan 2016 08:42 WIB

Muslim AS Jadikan Amerika Lebih Islami dari Negara Islam

Rep: Amri Amirullah/ Red: Ilham
Prajurit muslim Amerika Serikat
Foto: www.youtube.com
Prajurit muslim Amerika Serikat

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Sejak awal Desember lalu, calon Presiden dari Partai Republik, Donald Trump menjadikan Muslim dan Islam sebagai bahan panas kampanye politiknya. Namun, di bawah tekanan Islamophobia dan kebencian terhadap Islam terus memburuk, muslim AS memberikan balasan yang berbeda.

Pemimpin komunitas muslim muda New Jersey, Mahmoud Mahmoud mengatakan, hubungan Muslim dan non-Muslim di Amerika sebenarnya jauh lebih baik dari negara-negara Muslim yang ada di dunia.

"Saya setuju pendapat Imam Feisal Abdul Rauf (pemimpin dan pendiri Komunitas Amerika untuk Kemajuan Muslim), bahwa Muslim AS mampu membuat Amerika lebih Islami dari pada negara-negara muslim dunia," katanya dilansir VOA, Rabu (13/1). (Pameran Kebudayaan Islam Digelar di Museum Anak New York).

"Anda lihat nepotisme di sana (Negara mayoritas Muslim), korupsi mejalela, hak perempuan yang kurang dihargai, kemiskinan di mana-mana dan ketidakadilan sosial," katanya. Muslim AS masih bisa mengekspresikan dirinya secara bebas, menjadi lebih relijius walaupun kini di bawah tekanan Islamophobia.

Di salah satu kesempatan, Imam Faeisal menanggapi komentar Trump yang ingin menutup akses Muslim ke Amerika. Feisal mengatakan, AS dan dunia Muslim tidak bisa dipisahkan. AS memiliki kepentingan besar dan dunia Muslim menduduki seperempat dari populasi dunia.

Presiden AS, Barack Obama pada Selasa (12/1) lalu, ikut menentang provokasi kebencian terhadap Muslim dan Islam. "Ketika politisi AS kini menghina Muslim, itu tidak membuat kita lebih aman. Itu tindakan yang salah," kata Obama. Karena itu, kata dia, ajakan untuk membenci Islam tidak menjadikan AS menjadi lebih baik.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement