Kamis 26 Nov 2015 09:41 WIB

Kisah Muslim AS Dipaksa Turun dari Pesawat Sesaat Sebelum Terbang

Rep: Gita Amanda/ Red: Andi Nur Aminah
Muslim AS
Foto: AP
Muslim AS

REPUBLIKA.CO.ID, Pascaserangan Paris, aksi Islamophobia meningkat di sejumlah negara termasuk Amerika Serikat (AS). Salah satunya dialami Kameelah Rasheed. Dia terpaksa harus turun dari pesawat sesaat sebelum terbang.

Setelah melewati pemeriksaan keamanan rutin di Bandara Internasional Newark Liberty untuk perjalanan liburannya ke Istanbul, Rasheed dipanggil dan ditanyai lebih lanjut oleh petugas bea cukai. Dia kemudian diizinkan ikut penerbangan United Airlines. Namun sesaat sebelum tinggal landas, Rasheed diminta turun pesawat dan diinterogasi agen FBI.

Muslim AS itu mengatakan kepada Aljazirah, Rabu (25/11), apa yang dialaminya merupakan pengalaman dua setengah jam yang membuat trauma. Wanita 30 tahun itu bahkan mempertimbangkan untuk tak mau terbang lagi.

"Ini merupakan upaya memalukan bagi saya. Saya rasa ini karena saya Muslim dan akan pergi ke Istanbul. Apa karena mereka memiliki kekuasaan,  lalu tanpa melakukan cek dan ricek, demi keamanan berarti mereka bisa melanggar hak rakyat. Kurangnya pemahaman akan keselamatan, membuat orang-orang ini tak bisa memahami situasi dasar geopolitik," kata Rasheed.

Rasheed merupakan satu dari sejumlah Muslim AS atau yang dianggap Muslim yang mengalami diskriminasi pascaserangan Paris. Rasheed mengatakan ia merupakan satu-satunya orang dari 200 penumpang yang diminta meninggalkan pesawat. "Saya satu-satunya yang tampak seperti Muslim," ujar warga New York yang memang mengenakan jilbab itu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement