Rabu 29 Jul 2015 17:16 WIB
Muktamar Muhammadiyah

'Muhammadiyah Harus Perangi Penghambat Kemajuan Umat'

Rep: c 38/ Red: Indah Wulandari
Muhammadiyah
Muhammadiyah

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah DKI Jakarta, Agus Suradika mengungkapkan, Muhammadiyah ke depan harus meneguhkan peran dalam pembangunan ekonomi. Corak multikultur juga turut menjadi tantangan dakwah Muhammadiyah.

“Kalau dulu, usaha Muhammadiyah memerangi takhayul, bid'ah, dan khurafat. Sekarang dalam konteks yang lebih modern, Muhammadiyah harus memerangi segala sesuatu yang bisa menghambat kemajuan umat Islam. Itu saya kira posisi penting tantangan Muhammadiyah ke depan,” kata Agus Suradika kepada Republika, Rabu (29/7). 

Agus menjelaskan, jati diri Muhammadiyah selama ini ada dua hal. Ketika orang berbicara mengenai Muhammadiyah, yang terbayang pasti aspek pendidikan dan kesehatan. Tapi, lanjut Agus, tidak menutup kemungkinan Muhammadiyah mempunyai peran dalam aspek pembangunan ekonomi. 

Ekonomi yang dia maksud adalah ekonomi berbasis kerakyatan. Ia mengungkapkan, Muhammadiyah memiliki aset hingga mencapai triliunan rupiah. Warga Muhammadiyah juga tersebar dari Sabang sampai Merauke. Menurut dia, ini potensi ekonomi yang luar biasa dan bisa dikembangkan Muhammadiyah ke depan.

Menurut Agus, kalau potensi ini dikelola maksimal, akan terlahir semacam ekonomi kerakyatan yang mampu mempercepat pengentasan kemiskinan dan pengangguran. Ia membenarkan, pemberdayaan ekonomi ini turut menjadi salah satu agenda Muktamar Muhammadiyah.

Terlepas dari pemberdayaan ekonomi, Agus menilai tantangan dakwah Muhammadiyah terletak pada aspek multikultural masyarakat. Muhammadiyah perlu memahami realitas kehidupan yang multikultur dan beraneka ragam, sekaligus menyikapinya dalam konteks tantangan dakwah kemasyarakatan. 

”Tidak menutup kemungkinan, Muhammadiyah bisa punya peran dalam konteks pembangunan ekonomi, tegas Agus.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement