Ahad 19 Jul 2015 10:25 WIB
Pembakaran masjid

Habib Riziq Saja Pernah Dihukum, Hasyim Muzadi: Tindak Pelaku Tolikara

Rep: Nashih Nasrullah/ Red: Erik Purnama Putra
Mantan ketua umum PBNU, Hasyim Muzadi.
Foto: Republika/Raisan Al Farisi
Mantan ketua umum PBNU, Hasyim Muzadi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sekjen International Conference of Islamic Scholar (ICIS) KH Hasyim Muzadi menilai, penanganan masalah insiden Tolikara, Papua harus tegas dan cermat. Itu lantaran umat Islam yang menunaikan shalat Id diserang massa Gereja Injili Di Indonesia (GIDI) pada Jumat (17/7).

"Pertama kali kaum Nasrani di lingkungan kejadian dan organisasi yang bertanggungjawab, di mana oknum-oknum penyerang berada harus meminta maaf kepada kaum Muslimin indonesia secara terbuka," kata Hasyim dalam siaran pers, Ahad (19/7). 

Selanjutnya, ia menyarankan, agar pemerintah harus bertindak tegas terhadap pelaku-pelaku penyerangan terhadap jamaah kaum Muslimin yang sedang menjalankan shalat Idul Fitri. Orang-orang Muslim yang melakukan tindakan melanggar hukum di Indonesia telah menerima hukumannya, baik yang teroris, pelaku kekacauan, peristiwa Ahmadiyah misalnya, bahkan Imam Besar FPI Habib Riziq sendiri pernah mendapatkan hukuman ketika tindakannya melanggar hukum.

"Saatnya sekarang negara bertindak adil, bukan karena agamanya, namun karena pelanggaran hukum indonesia. Selanjutnya, kerukunan lintas umat agama harus digalakkan lagi dalam jalur moderasi bukan liberalisasi," kata anggota Wantimpres tersebut. 

Mantan ketua umum PBNU tersebut melanjutkan, ternyata agama masih terus digunakan untuk kepentingan lain dengan tujuan merusak indonesia secara luas melalui konflik agama. Karena itu, ia meminta aparat tegas menangkap pelaku utama penyeramgan tempat ibadah kaum Muslimin.

"Saatnya pula sekarang masyarakat Barat atau Eropa berkesempatan untuk menata kembali visi pandangannya terhadap agama-agama di Indonesia termasuk Islam, karena selama ini mereka melihat sentral kekacauan hanya bersumber dari Islam. Kita ingin melihat dari mereka sekarang bagaimana korelasi antara freedom of speech, freedom of religion, dan fredom of expression dalam peristiwa Papua ini," ujar Hasyim.

 

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement