Sabtu 22 Nov 2014 19:08 WIB

Ini Kisah Pelajar Muslimah Indonesia di AS (1)

Rep: sonia fitri/ Red: Damanhuri Zuhri
Pelajar Indonesia di luar negeri.  (ilustrasi)
Foto: Antara
Pelajar Indonesia di luar negeri. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Jangan pernah berharap mendengar suara adzan di langit Amerika. Sebab tidak seperti Indonesia, untuk memberitahu waktu shalat yang lima waktu kepada umat Muslim yang tinggal di sana, tidak dengan suara adzan. 

"Makanya, saya memanfaatkan teknologi aplikasi di handphone yang secara otomatis memberi tahu waktu shalat," tutur Mariska Intan Sari, mahasiswi Muslimah Indonesia yang baru tiga bulan belajar di Amerika, melalui tele-video conference, Jumat (21/11).

Ia berbagi cerita kepada hadirin dalam acara Berbagi Cerita dan Pengalaman Mahasiswi Muslim Indonesia yang sedang dan telah menempuh pendidikan di AS.

Acara tersebut diselenggarakan Departemen Luar Negeri dan Departemen Pendidikan AS bertajuk International Education Week (Pekan Pendidikan Internasional) ke-15 yang berlangsung 17-21  November 2014.

Aplikasi adzan via ponsel, lanjut Mariska, dinamis karena menyesuaikan waktu shalat yang berubah-ubah di Amerika menyesuaikan musim. Selain itu, aplikasi pun dilengkapi petunjuk arah kiblat.

Karena menjadi kelompok minoritas, bisa dikatakan tidak ada yang akan mengingatkan soal waktu shalat. Sehingga, kesadaran pribadi dalam melaksanakan ibadah penting dijaga.

Dalam merayakan hari besar Islam semacam Idul Fitri ataupun Idul Adha, tak perlu pula pelajar Muslim resah. Sebab terdapat Islamic Center yang akan membuat kita juga dapat melaksanakan syukuran atas jatuhnya hari-hari besar itu.

"Melewati perayaan Hari Besar Islam Idul Adha di sini, kita juga bisa makan daging qurban yang  dikoordinasi orang timur tengah," tutur Mariska semringah.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement