Senin 17 Jul 2017 16:15 WIB

Masjid Al-Aqsha Dilecehkan, Imam: Karena Umat Islam Lemah

Rep: Nashih Nasrullah/ Red: Agung Sasongko
Masjid Al Aqsha
Foto: alaqsa-mosque.blogspot.com
Masjid Al Aqsha

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tepat pada 5 Juni lalu, adalah peringatan hari jatuhnya Masjid al-Aqsha dan Kota al- Quds, dalam cengkeraman Zionis Israel pada perang enam hari Arab melawan Israel pada 1967. Hingga detik ini, penjajahan tak kunjung sirna.

Bahkan menurut Imam Besar Masjid al-Aqsha, Palestina, Syekh Mustafa Muhammad Abdel Rahman at- Tawil, Israel semakin menggila dengan melakukan berbagai kebijakan yang merugikan dan membahayakan al-Aqsha dan al-Quds. Mereka mencoba menyingkirkan tanda-tanda dan identitas Islam dan Arab di al-Quds, Palestina, kata dia saat berkunjung dan berbincang dengan redaksi Republika, Juni lalu.

Bagaimana dengan tata kelola al-Aqsha, ada di pihak mana?

Kalau untuk pengurusan operasional Masjid al-Aqsha, Palestina yang memegang tapi itu atas izin dari Kementerian Wakaf Yordania. Termasuk soal penentuan imam dan khatib. Israel tak memiliki kewenangan tersebut. Kendati demikian, tidak jarang Israel juga menghambat operasional, misalnya pemugaran masjid. Jika masjid ingin membangun atau perbaikan ada saja hal yang dihambat. Contoh sudah pernah dibuat WC umum, kamar mandi di salah satu pintu masuk sudah selesai. Tapi, tiga tahun tiba-tiba Israel meralang peziarah menggunakan fasilitas itu. Tiba-tiba ada peraturan itu.

Sebelum tahun 2000, ada dana yang dikumpulkan dan dikelola Palestina juga Ke menterian Wakaf Yordania khusus untuk pemeliharaan al-Aqsha. Namun, ki ni, dana untuk pemeliharaan masjid-mas jid sudah tidak ada lagi. Mereka, Zionis Is rael, pada dasarnya ingin meminimalisasi warga Muslim yang berkunjung ke al-Aqsha. Apa pun caranya.

Sejauh mana interaksi warga Palestina dan para pemukim di Israel?

Kita tidak pernah menjalin ikatan atau perjanjian. Misalnya bekerja, saya kerja hanya sebatas pegawainya. Tapi, kalau dengan Nasrani itu memang lebih erat dan seperti saudara saja. Bahwa orang Nasrani punya hak di tanah palestina. Mereka itu termasuk saudara kita. Kalau dengan orang Yahudi, dia hanya aktivitas seharihari saja. Kalau misalnya saya bekerja di perusahaan Yahudi sebatas pekerjaan saja, tidak ada kedekatan persaudaraan.

Kebersamaan dan kerukunan antara Is lam dan Nasrani di Palestina memang pu nya sejarah yang lama. Jadi, mereka adalah saudara kami dan kami pun saudara mereka. Masalah peribadatan semua stabil bersama mereka tidak ada gangguan. Jadi, saya katakan, saudara Nasrani kita juga punya bagian dari tanah palestina.

Menurut Anda, keterpurukan kita, akibat Israel memang kuat atau kita yang lemah?

Bukan Israel yang semakin kuat tapi kaum Muslimin yang semakin melemah.

Tandanya adanya Arab Spring, huru-hara di Suriah yang tidak berhenti sampai saat ini. Inilah kelemahan Muslim, terpecah terbelah. Memang Amerika sebagai sekutu Israel juga punya peran yang tidak sedikit dan kuat di Israel, tapi kita tidak menafikan kita pun sebagai umat Islam secara umum punya demografi yang sangat besar dan ini sebuah optimisme yang membangkitkan.

Semoga ke depan umat Islam bisa lebih sadar tentang Palestina tentang al-Quds. Melalui dukungan apa pun kita tem puh, termasuk ke Perserikatan Bangsa-Bang sa (PBB). PBB bisa menyuarakan, semua bisa dilakukan untuk membang kit kan kesadaran.

Lalu, apa yang bisa kita lakukan untuk mendukung Palestina?

Yang pertama, Anda semuanya datanglah ke Masjid al-Aqsha. Kedua, untuk bisa shalat bareng di sana karena keutamaan yang sangat besar untuk shalat di sana, meskipun ganjarannya tidak sama seperti di Masjid al-Haram. Ketiga, semua support harus dilakukan mungkin di samping support materi perlunya juga support pemberitaan media. Bisa lebih yang tujuannya menyadarkan membuat kesadaran bahwa Palestina dan Masjid al-Aqsha, al-Quds, bukan urusan Palestina saja, melainkan tanggung jawab kita bersama, bagaimana memerdekakan Palestina dan mengem balikan al-Quds sebagai ibu kota Palestina yang telah lama terenggut oleh Zionis Israel. Ketidakadilan yang terjadi di bumi Muslim, Tanah Suci yang mulia itu sedang benar-benar terjadi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement